Bisnis.com, JAKARTA — Pemerintah mengandalkan konsumsi masyarakat dan investasi guna menjaga momentum pertumbuhan ekonomi Indonesia diatas 6%.
Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Hatta Rajasa mengatakan konsumsi masyarakat masih akan menjadi motor penggerak pertumbuhan ekonomi Indonesia. Oleh karena itu, pengendalian inflasi menjadi salah satu isu utama yang akan diperhatikan pemerintah.
"Tiap tahun kan ada kenaikan gaji yang disesuaikan dengan inflasi. Selain itu, juga ada penyesuaian pajak pendapatan. Semua itu demi mendorong daya beli masyarakat tetap tinggi,” tuturnya, Selasa (13/08/2013).
Dalam pengendalian inflasi tersebut, lanjutnya, pemerintah akan menjaga arus barang di seluruh Nusantara guna memenuhi ketersediaan pasokan, terutama bahan pangan pokok. Sebelumnya, lonjakan inflasi pada Juli 2013 sebesar 3,29% disebabkan kelangkaan pangan pokok.
Untuk menjaga konsumsi, pemerintah juga tengah mengkaji kebijakan mendukung kinerja sektor properti, yang terkait dengan rumah murah, rumah pembeli pertama, dan lainnya. Menurutnya, sektor properti menjadi salah satu penggerak ekonomi, sehingga harus tetap berjalan.
Di saat yang sama, dia juga menyebutkan pemerintah akan meningkatkan ketersediaan lapangan kerja secara berkelanjutan. Salah satunya, dengan melonggarkan kebijakan-kebijakan yang menghambat investasi masuk ke Indonesia.
Hatta menjelaskan investasi masih menjadi salah satu andalan Indonesia dalam mendongkrak pertumbuhan produk domestik bruto (PDB). Oleh sebab itu, dia meminta kerjasama dari para pejabat negara yang memegang kebijakan publik.
“Ada sekian banyak investasi yang mulai berjalan, dan ada beberapa hambatan yang harusnya tidak perlu terjadi. Saya minta para pemegang kebijakan publik mempercepat perizinan, dengan tetap menjaga transparansi dan akuntabilitas,” ujarnya.
Sebelumnya, pemerintah tengah mengkaji beberapa kebijakan pemerintah guna meningkatkan kinerja investasi dalam negeri a.l seperti kebijakan daftar negatif investasi (DNI), pemangkasan perizinan, hingga relaksasi insentif.
Di tengah perlambatan ekonomi global, menurutnya, perlu ada perhatian lebih dari para pejabat negara agar investasi dalam negeri tetap menunjukkan hasil positif, apalagi kondisi transaksi berjalan saat ini masih menunjukkan defisit.