Bisnis.com, JAKARTA--Kepala Ekonom Bank Tabungan Negara (BTN) pesimistis sepanjang Septermber terjadi deflasi seperti yang biasa terjadi hampir setiap tahun. Pasalnya, nilai tukar rupiah diproyeksi masih melemah.
Meski demikian, Agustinus memperkirakan inflasi pada September 2013 berada di bawah 1% yakni sekitar 0,5% hingga 0,8%.
"Pemicu utama masih depresiasi rupiah. Selain itu, beberapa item pangan dengan harga tinggi juga masih memengaruhi terjadinya inflasi. Apalagi diperburuk kartel. Sulit untuk deflasi," ujar Agustinus, Senin (30/9/2013).
Tak hanya itu, Agustinus pun pesimistis penerbitan paket kebijakan ekonomi tambahan pada Oktobr 2013 mampu berdampak signifikan terhadap defisit transaksi berjalan nasional.
Sebelumnya, Pelaksana Tugas Kepala Badan Kebijakan Fiskal Kementerian Keuangan Bambang Brodjonegoro mengatakan pemerintah siap merilis paket kebijakan tambahan. Paket ini mencakup reformasi ekonomi struktural.
Adapun, termasuk dalam paket tambahan yakni pengaturan pajak penjualan barang mewah (PPnBM) untuk mobil CBU dan insentif untuk industri barang antara. Selain itu, juga terdapat rencana untuk membuat aturan pendorong reinvestasi laba perusahaan asing sehingga mampu mengurangi repatriasi.
"Mengurangi defisit tansaksi berjalan, bisa. Namun, untuk mengubah struktur keseluruhan dalam arti kontribusi impor barang, jaya, dan pmbayaran itu tidak karena pembayaran [payment] kita kecil," pungkasnya.
Sebelumnya, Gubernur Bank Indonesia Agus D.W. Martowardojo menilai pada bulan ini berpotensi terjadi deflasi. Pasalnya, BI menilai terdapat indikasi inflasi yang cukup rendah yakni dari beberapa survei yang dilakukan BI.
Berdasarkan survei internal, BI mencatat tekanan inflasi telah mereda pada Agustus 2013. Pada bulan lalu, inflasi tercatat 1,12% month-to-month atau 8,79% year on year. Angka tersebut menurun signifikan dari inflasi Juli 2013 sebesar 3,29% month to month dan 8,61% year-on-year.
(34)
Ekonom Pesimistis September Terjadi Deflasi
Bisnis.com, JAKARTA--Kepala Ekonom Bank Tabungan Negara (BTN) pesimistis sepanjang Septermber terjadi deflasi seperti yang biasa terjadi hampir setiap tahun. Pasalnya, nilai tukar rupiah diproyeksi masih melemah.Meski demikian, Agustinus memperkirakan
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel
Penulis : Febrany D. A. Putri
Editor : Ismail Fahmi
Konten Premium
Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.
Artikel Terkait
Berita Lainnya
Berita Terbaru
10 menit yang lalu
Historia Bisnis: Proyeksi Apindo soal Gelombang PHK 1 Juta Pekerja
54 menit yang lalu