Bisnis.com, JAKARTA - Realisasi program pembangunan rumah khusus bagi masyarakat berpenghasilan rendah (MBR) di Nusa Tenggara Timur baru terealisasi sekitar 26%. Padahal, program yang dimulai sejak 2011 lalu ditargetkan tuntas pada 2014.
Deputi Bidang Pengembangan Kawasan Kementerian Perumahan Rakyat Agus Sumargiarto mengatakan program itu dilaksanakan dalam rangka penyediaan rumah bagi warga baru yang merupakan pengungsi asal Timor Timur di NTT.
“Sebab itu, untuk merealisasikannya harus mendapat dukungan penuh dari pemerintah daerah dan masyarakat setempat,” katanya melalui siaran pers hari ini ini, Senin (28/10/2013).
Dia menjabarkan target awal pembangunan rumah khusus dari data Pemprov NTT berjumlah 9.762 unit, serta rumah swadaya 20.305 unit. Sedangkan realisasi 2011 - 2012 terbangun sekitar 2.603 unit rumah khusus dan17.431 unit rumah swadaya.
Agus melanjutkan permasalahan utama terkendalanya program ini adalah ketersediaan tanah. Selain itu, sering terjadi pemindahan lokasi seperti perubahan site plan, dan pemindahan bahan, peralatan dan tenaga kerja.
Lalu, ada sebagian lokasi yang kontur tanahnya tidak layak untuk permukiman, tenaga kerja kurang, serta lokasi sisipan menyebar sehingga menyulitkan pelaksanaan pembangunan rumah khusus.