Bisnis.com, JAKARTA—Kementerian Perdagangan mengakui upaya diversifikasi ekspor ke pasar Amerika Selatan masih sangat berat dan membutuhkan waktu lama.
“Hal tersebut lebih disebabkan oleh anggapan eksportir yang menilai bahwa jarak tempuh ke wilayah tersebut sangat jauh,” kata Wakil Menteri Perdagangan Bayu Krisnamurthi kepada wartawan, Rabu (6/11/2013).
Di sisi lain, pihaknya juga akan terus menggenjot program diversifikasi pasar dan produk yang masih tetap berjalan. Meskipun tidak bisa memberikan indikator angka secara pasti tetapi, jika dilihat dari data pertumbuhan ekspor non migas y-o-y negara non tradisional menyumbangkan nominal yang cukup besar.
Nilai ekspor non migas Tanah Air ke negara non tradisional tersebut diantaranya Turki US$106,6 juta (10,2%), Federasi Rusia US$93 juta (14,8%), Nigeria US$92,3 juta (30,8%), dan Ukraina US$78 juta (17,7%).
Terkait dengan diversifikasi produk, Bayu menilai ekspor berbasis manufaktur sudah menunjukkan pertumbuhan. Diantaranya kapal laut (164,2%), bubur kayu (16%), dan pupuk (33,4%).
“Bukan hanya secara horisontal antar negara tetapi juga vertikal, dari produk mentah ke produk antara atau jadi,” tuturnya.