Bisnis.com, DENPASAR - Sebanyak 257.181 rumah tangga petani di Bali atau 63,58% adalah petani gurem yang menggarap lahan kurang dari 50 are (5.000 meter persegi) setiap kepala keluarga (KK).
"Rumah tangga petani (RTP) di Bali hasil Sensus Pertanian 2013 sebanyak 404.507 KK menurun 55.930 KK (17,85 persen) jika dibandingkan dengan RTP pada tahun 2003," kata Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Bali Gede Suarsa di Denpasar, Rabu (4/12/2013).
Dia mengatakan bahwa petani di Pulau Dewata itu menggeluti usaha di sektor tanaman pangan sebanyak 218.591 KK, hortikultura sejumlah 238.484 KK, dan perkebunan tercatat 220.893 KK.
Selain itu juga mengembangkan usaha peternakan sebanyak 315.747 KK, perikanan 14.869 KK, kehutanan 141.012 KK, dan jasa pertanian sejumlah 5.257 KK.
Gede Suarsa mengatakn bahwa petani utama di Bali sebesar 27,40 persen berada pada kelompok umur 45--54 tahun.
Luas lahan yang dikuasai rata-rata 0,50 hektare, atau terjadi peningkatan sebesar 77,04% dibandingkan dengan luas lahan pada tahun 2003 seluas 0,28 hektare.
Gede Suarsa menjelaskan bahwa pelaksanaan Sensus Pertanian 2013 dilakukan secara bertahap, mulai dari pencacahan lengkap usaha pertanian pada bulan Mei 2013 hingga pendataan secara perinci melalui survei pendapatan rumah tangga usaha pertanian pada bulan November 2013.
Menyinggung soal survei struktur ongkos momoditas pertanian strategis pada setiap subsektor pertanian, dia menginformasikan bahwa hal itu akan dilakukan pada bulan Mei--Oktober 2014.
Sensus pertanian di Bali dapat terlaksana dengan lancar dan sukses pada Mei lalu berkat peran serta dan dukungan semua pihak sehingga petugas sensus dapat mengumpulkan data yang akurat. Sebanyak 3.380 petugas sensus pertanian yang dikerahkan di delapan kabupaten dan satu kota di Bali dapat melaksanakan tugas dan tanggung jawabnya dengan baik, ujar Gede Suarsa.
