Bisnis.com, JAKARTA–Bank Pembangunan Asia (The Asian Development Bank/ADB) membantu memperbaiki akses listrik dan mengurangi pemadaman listrik di Pulau Bali, melalui pemberian pinjaman US$224 juta.
Dukungan dana tersebut diharapkan dapat memberi akses listrik bagi masyarakat di pedesaan dan membantu ketersediaan listrik bagi industri pariwisata di Bali.
"Adanya jaringan listrik yang memadai akan mendorong pertumbuhan industri dan sektor komersial dengan lebih cepat, khususnya sektor turisme, dan hal ini pada gilirannya akan membuka lapangan kerja baru, khususnya bagi kelompok berpenghasilan rendah," ujar Aruna Wanniachchi, Spesialis Energi Senior pada Departemen Asia Tenggara ADB sebagaimana dimuat situs Kementerian Keuangan, Kamis (5/12/2013).
Manfaat proyek ini diharapkan akan dapat dirasakan oleh 4 juta penduduk Bali, yang 20 persen di antaranya berada di bawah garis kemiskinan nasional. Pembangunan gardu induk sepanjang jalur transmisi bertujuan untuk memastikan akses listrik yang lebih baik bagi wilayah pedesaan di sekitar proyek ini.
Selain dari ADB, proyek kelistrikan di Pulau Dewata itu juga akan menerima pinjaman US$25 juta dari Asean Infrastructure Fund. Sedangkan US$161 juta (dari keseluruhan total nilai proyek US$410 juta) akan dibiayai oleh pemerintah Indonesia.
Sebagai informasi, rasio elektrifikasi di Bali saat ini adalah 69% yang didominasi oleh sektor komersial sebanyak 46% dari total konsumsi listrik. Untuk menyediakan energi tersebut, Perusahaan Listrik Negara (PLN) bergantung terutama pada pembangkit tenaga diesel yang lebih mahal.
Proyek perbaikan akses listrik Bali ini akan membantu pengiriman listrik dari Jawa ke Bali menggunakan 220 kilometer sambungan listrik tegangan tinggi berpakasitas 1.500 megawatt (MW).
Proyek tersebut juga akan memperluas satu gardu induk (substation) berkapasitas 500/150 kilovolt (kV) di Jawa Timur, dan membangun gardu induk baru gardu induk baru berkapasitas 500/150 kV di Antosari, Bali, sekaligus meningkatkan kemampuan 11 gardu induk dengan kapasitas 150/20 kV.