Bisnis.com, JAKARTA - PDAM Kota Denpasar berencana membeli air curah dari Instalasi Pengolahan Air (IPA) Petanu sebesar 150 liter/detik.
Kepala Litbang PDAM Kota Denpasar I Putu Yasa menjelaskan rencana bisnis melalui kerjasama regional Bali Selatan itu akan direalisasikan pada tahun ini.
Saat ini, lanjutnya, waduk yang mendukung pemenuhan air curah untuk produksi PDAM Kota Denpasar tidak dapat mencukupi kebutuhan.
"PDAM Kota Denpasar memiliki reservoir dengan kapasitas 10.000 m3. Seharusnya dengan jumlah pelanggan 74.000 sambungan rumah, kapasitas ideal reservoir adalah sekitar 20.000 m3," katanya dalam keterangan tertulis, Kamis (27/2/2014).
Selain membeli tambahan air curah, PDAM Kota Denpasar juga menargetkan penurunan tingkat kebocoran air (non revenue water/NRW) dengan menyusun neraca air tahun lalu untuk menganalisis penyebab kehilangan air.
Kemudian melakukan review model hidrolis dari masterplan, membuat kalibrasi model hidrolis di lapangan, dan menyusun usulan rencana tindak.
Sementara itu, Ketua Badan Pendukung Pengembangan Sistem Penyediaan Air Minum (BPPSPAM) Kementerian Pekerjaan Umum Tamin MZ Amin mengapresiasi keinginan tersebut. Namun, PDAM Bali harus menurunkan angka kehilangan air, yang saat ini sebesar 31%.
"Kami akan melakukan pendampingan penurunan NRW [non revenue water] kepada PDAM Kota Denpasar, setelah neraca air 2013 selesai disusun," ujarnya.
Lebih lanjut Tarmin berpendapat, besarnya angka NRW kemungkinan disebabkan kebocoran fisik, bukan kehilangan komersial. Pasalnya, billing system PDAM sudah menggunakan teknologi informasi dan efisiensi penagihan mencapai 91%.
"Mungkin dari kesalahan pencatatan meter air karena banyaknya merk meter air sehingga memiliki tingkat keakuratan yang berbeda. Disamping itu, masih banyak sumur bor yang beroperasi 24 jam dan mengalami kebocoran," paparnya.
PDAM Kota Denpasar Tambah Kapasitas Air Curah Dari IPA Petanu
PDAM Kota Denpasar berencana membeli air curah dari Instalasi Pengolahan Air (IPA) Petanu sebesar 150 liter/detik.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel
Penulis : Dimas Novita Sari
Editor : Martin Sihombing
Konten Premium
Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.
Artikel Terkait
Berita Lainnya
Berita Terbaru
4 jam yang lalu