Bisnis.com, JAKARTA - Rainforest Action Network (RAN) yang berbasis di Amerika Serikat mendesak perusahaan besar alat perkantoran asal negara itu, Staples, membatalkan pembelian kertas dari Asia Pulp and Paper (APP) karena masalah lingkungan.
Desakan itu dilakukan dengan melakukan aksi unjuk rasa di depan toko Staples di El Cerrito, California, AS, kemarin, Rabu (26/2/2014). Aksi itu menyatakan keberatan mereka terhadap keputusan Staples membeli kertas dari APP.
Lafcadio Cortesi, Direktur Asia RAN, mengatakan APP masih berada di level awal terkait dengan komitmen atas lingkungan dan sosial perusahaan itu setelah menerbitkan Forest Conservation Policy pada Februari 2013.
Sejumlah elemen penting FCP bahkan belum dievaluasi oleh pemangku kepentingan penting macam penilaian High Carbon Stock, studi lahan gambut, dan pemetaan konflik.
"Mengingat jejak rekam APP soal komitmen yang tak terpenuhi serta belum diselesaikannya studi lingkungan, Staples benar-benar kebablasan memperbarui bisnisnya dengan APP," kata Cortesi dalam keterangan resminya, Kamis (27/2/2014).
RAN menyatakan perubahan yang ingin dilakukan APP setahun lalu masih jauh dari sempurna dan belum diverifikasi secara independen.
Christy Tennery-Spalding, pengampanye Hutan Hujan Bebas dari Kertas RAN, mengungkapkan Staples atau pembeli kertas lainnya terlalu dini untuk membeli kertas dari APP.
"Mari memastikan Staples untuk mengetahui bahwa kami mencari komitmen terhadap hutan, bukan mengambil janji APP di permukaan," kata Spalding.
KOMITMEN APP
Pada awal Februari lalu, Direktur Pelaksana Keberlanjutan dan Pemangku Kepentingan APP Aida Greenbury mengatakan pihaknya menciptakan rencana manajemen untuk menjamin keberlangsungan atas 2,6 juta hektare yang menjadi tanggung jawab pemasoknya.
Pada 2014, kata Aida, pihaknya akan menyelesaikan penilaian terpadu sekaligus terbesar pada keanekaragaman hayati dan konservasi.
"Sudah saatnya semua pihak untuk aktif dan bekerja sama. Hari hari kampanye melawan bisnis yang telah menunjukkan komitmen untuk berubah, seperti yang kami miliki, harus dibawa ke satu kesimpulan," kata Aida dalam situs resmi APP.
"Waktunya sekarang adalah fokus pada masa depan dan mengembangkan solusi atas isu kompleks kehutanan di Indonesia."