Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Indonesia Berpeluang Pacu Pendapatan per Kapita

Indonesia berpeluang mendongkrak pendapatan per kapita masyarakat dengan mendorong percepatan investasi yang banyak menyerap tenaga kerja.
 Prof. Gustav Papanek berkunjung ke redaksi Bisnis Indonesia. / Bisnis.com- swi
Prof. Gustav Papanek berkunjung ke redaksi Bisnis Indonesia. / Bisnis.com- swi

Bisnis.com, JAKARTA--Indonesia berpeluang mendongkrak pendapatan per kapita masyarakat dengan mendorong percepatan investasi yang banyak menyerap tenaga kerja.

Hal itu diungkap President Boston Institute for Developing Economies Gustav F Papanek saat memaparkan hasil penelitiannya berjudul Pilihan untuk Lima Tahun ke Depan: 5 Persen Pertumbuhan dan 0,8 Juta Lapangan Kerja Produktif Per Tahun atau 10 Persen Pertumbuhan dan 3 Juta Lapangan Kerja Produktif Per Tahun di redaksi Bisnis Indonesia, Senin (17/3/2014).
 
Dalam paparan Papanek, juga hadir Direktur Program Center for Public Policy Transformation Nugroho Wienarto dan Peneliti CReco Research Institute Raden Pardede.

Menurut Gustav Papanek, Indonesia mempunyai kans besar mendongkrak pendapatan per kapita masyarakat, terutama untuk 40% masyarakat miskin, jika dalam kurun waktu 3 tahun kedepan mampu menggenjot pertumbuhan ekonomi dari 6% menjadi 10%.

"Namun, pertumbuhan ekonomi tersebut harus didukung dengan sejumlah industri a.l padat karya," katanya.

Dengan memperkuat industri padat karya, paparnya, Indonesia berpeluang menciptakan lapangan kerja untuk 3 juta pekerja setiap tahunnya.

Tenaga kerja lebih bisa diserap secara masif jika dibandingkan periode saat ini yang cenderung melemah.

Berdasarkan data Bisnis sejak 2011--2013, pertumbuhan ekonomi Indonesia hanya menyerap sekitar 1 juta tenaga kerja.

Untuk itu, jelasnya, pemerintah Indonesia harus bergerak cepat untuk memperbaiki infrastruktur guna memacu investasi dan penciptaan lapangan kerja yang lebih masif.

"Semua itu bisa dilakukan jika pemerintah mempunyai political will dalam mengembangkan infrastruktur."

Sependapat dengan Papanek, Pardede mengharuskan Indonesia untuk segera memangkas biaya logistik dan subsidi. Pemangkasan sejumlah biaya negara tersebut untuk mendongkrak belanja infrastruktur.

"Ini satu-satunya cara yang harus dilakukan untuk memperbaiki penyerapan tenaga kerja."


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Editor : Rustam Agus
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper