Bisnis.com, JAKARTA - Pemerintah mengusulkan adanya studi independen mengenai pengembangan gas metana batu bara (CBM) yang akan mengkaji seluruh permasalahan dari sisi regulasi, investasi dan teknis.Termasuk juga insentif yang perlu diberikan untuk investor.Dirjen Migas Kementerian ESDM A. Edy Hermantoro mengatakan studi independen itu diperlukan untuk mengetahui apakah usulan-usulan atau insentif yang diajukan investor untuk mengembangkan CBM cukup rasional.Selain itu dari sisi kebijakan, dapat diketahui perubahan yang perlu dilakukan pemerintah untuk menarik investor. Dalam diskusi soal Business Forum IndoCBM 2014 di Jakarta Convention Center, sejumlah pertanyaan yang diajukan investor a.l. sistem pengembangan CBM di Indonesia, insentif yang diberikan pemerintah, masalah lahan serta pajak bumi dan bangunan khususnya pajak tubuh bumi."Khusus mengenai pajak tubuh bumi, investor menanyakan pajak tubuh bumi yang jumlahnya besar bahkan berkali lipat dibandingkan bonus untuk pemerintah," ujarnya.Pemerintah juga telah meminta investor untuk menyusun daftar pertanyaan serta usulan untuk pengembangan CBM. Nantinya, pertanyaan dan usulan akan dibicarakan bersama dengan Satuan Kerja Khusus Pelaksana Hulu Minyak dan Gas (SKK Migas) dan Kementerian Keuangan serta instansi terkait lainnya.
Pemerintah Usul Studi Independen Pengembangan Gas Metana Batu Bara
Pemerintah mengusulkan adanya studi independen mengenai pengembangan gas metana batu bara (CBM) yang akan mengkaji seluruh permasalahan dari sisi regulasi, investasi dan teknis.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel
Penulis : Lukas Hendra TM
Editor : Yusran Yunus
Topik
Konten Premium
Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.
Artikel Terkait
Berita Lainnya
Berita Terbaru
32 menit yang lalu
BI Tahan Suku Bunga, Apindo: Pengusaha Dalam Kondisi Tak Diuntungkan
58 menit yang lalu
Daftar UMK DIY 2025, Yogyakarta & Sleman Tertinggi
1 jam yang lalu