Bisnis.com, JAKARTA -- Sejumlah rute penerbangan perintis di Sumatra dan Sulawesi sudah terpantau mengalami kekurangan sehingga akan dialihkan ke daerah lain.
Dirjen Perhubungan Udara Kementerian Perhubungan, Herry Bhakti S. Gumay mengatakan pihaknya sudah memperoleh usulan dari sejumlah pemerintah daerah (pemda) agar beberapa rute penerbangan yang kekurangan penumpang bisa ditutup dan dialihkan ke daerah lain.
“Sejauh ini sudah ada informasi rute yang sepi seperti di Sumatra dan Sulawesi,” kata Herry, Rabu (23/4/2014).
Usulan penutupan rute dan pembukaan rute baru bagi daerah yang membutuhkan menurutnya bakal dibahas dalam rapat evaluasi yang digelar pada Agustus 2014.
Pertemuan terakhir digelar Februari 2014 lalu dan diikuti sejumlah pihak seperti Kemenhub, pemda dan operator penerbangan perintis.
Direktur Lalu Lintas Angkutan Udara Ditjen Perhubungan Udara Kemenhub Djoko Murjatmodjo mengatakan setiap penerbangan perintis harus memenuhi jumlah minimal penumpang yakni 10 orang.
Ia menambahkan, jika setiap flight hanya membawa penumpang kurang dari 10 orang maka bisa dikatakan subsidi dari negara tidak tepat sasaran.
“Mending kita tutup rute tersebut dan pindahkan ke rute lain yang lebih membutuhkan agar tidak terjadi pemborosan anggaran negara yang memang terbatas,” ujarnya.
Djoko melanjutkan, penutupan dan pemindahan rute penerbangan perintis bisa dilakukan di tengah kontrak melalui mekanisme amandemen kontrak yang memerlukan perubahan peraturan Dirjen Perhubungan Udara.
Djoko menambahkan amandemen kontrak tersebut kemungkinan besar akan dilakukan Agustus mendatang saat pertemuan evaluasi yang menghadirkan seluruh pemangku kepentingan mulai dari Kementerian Perhubungan hingga para operator penerbangan perintis.
Pada 2014 Kementerian Perhubungan menganggarkan dana Rp350 miliar untuk mensubsidi angkutan perintis di Tanah Air. Angka itu untuk mensubsidi bahan bakar bagi penerbangan pesawat perintis yang memiliki 130 rute.