Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rupiah Anjlok, Menko Airlangga: Depresiasi Yen Jepang dan Won Korsel Lebih Dalam

Menko Perekonomian Airlangga Hartarto menyatakan depresiasi rupiah masih lebih baik dibandingkan dengan mata uang lain, seperti Yen dan Won.
Menko Perekonomian Airlangga Hartarto menyampaikan pemaparan saat acara Bisnis Indonesia Economic Outlook 2025 di Jakarta, Selasa (10/12/2024). Bisnis/Eusebio Chrysnamurti
Menko Perekonomian Airlangga Hartarto menyampaikan pemaparan saat acara Bisnis Indonesia Economic Outlook 2025 di Jakarta, Selasa (10/12/2024). Bisnis/Eusebio Chrysnamurti

Bisnis.com, JAKARTA — Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto meyakini depresiasi kurs rupiah terhadap dolar Amerika Serikat masih cenderung lebih baik apabila dibandingkan dengan mata uang sejumlah negara lain.

Airlangga pun membandingkan kinerja rupiah dengan mata uang negara lain seperti yen Jepang, won Korea Selatan (Korsel), hingga real Brasil.

"Depresiasi terhadap dolar bukan hanya Indonesia bahkan Korea Selatan lebih dalam, Jepang lebih dalam, kemudian ada negara lain termasuk Brazil," kata Airlangga di Kantor Kemenko Perekonomian, Jumat (20/12/2024).

Berdasarkan data XE pada Jumat (20/12/2024), masing-masing real Brasil, won Korsel, dan yen Jepang terdepresiasi -20.90, -10.36%, dan -8.25% terhadap dolar Amerika Serikat (AS) dalam setahun terakhir. Sementara itu pada periode yang sama, rupiah terdepresiasi -4.84% terhadap dolar AS.

Lagipula, sambung Airlangga, indeks dolar memang sedang berada pada level tertinggi dalam dua tahun terakhir. Oleh sebab itu, wajar apabila rupiah dan mata uang negara lain tertekan.

Mantan ketua umum Partai Golkar itu menyatakan pemerintah akan terus memantau perkembangan pasar keuangan internasional untuk meminimalisir dampak negatif penguatan dolar AS. "Jadi tentu kita monitor, kita jaga fundamental ekonomi kita," jelasnya.

Hanya saja, sambungnya, yang punya tugas utama menjaga nilai tukar adalah Bank Indonesia, sedangkan pemerintah akan coba dorong ekspor yang menghasilkan devisa.

"Kemudian dorong investasi untuk substitusi impor. Jadi, impornya yang berbasis dolar kita tekan rendah, ekspornya kita tingkatkan sehingga nilai rupiah kita lebih solid," ujar Airlangga.

Sebagai informasi, belakangan kurs rupiah semakin anjlok. Berdasarkan data Bloomberg, pada perdagangan kemarin (19/12/2024, mata uang rupiah ditutup melemah 215 poin ke level Rp16.312, setelah sebelumnya sempat melemah 220 poin ke level Rp16.097.

Terbaru pada pembukaan perdagangan hari ini, Jumat (20/12/2024), kurs rupiah naik 0,03% atau 5,5 poin ke posisi Rp16.307 per dolar AS. Pada saat yang sama, indeks dolar terlihat menguat tipis 0,02% ke posisi 108,170.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper