Bisnis.com, JAKARTA — Penyelenggaraan ajang pamer produk seperti 1st Agricultural Products and Tecnology Expo (Aptex) 2014 di Jakarta Convention Center yang berlangsung sejak 1 Mei 2014-4 Mei 2014 diyakini dapat meningkatkan daya saing menjelang berlakunya Masyarakat Ekonomi Asean (MEA) 2015.
“Expo ini memfokuskan kepada bisnis matching, yaitu buyers meet sellers,” ujar Direktur Pengembangan Usaha dan Investasi (PUI) Ditjen Pengolahan dan Pemasaran Hasil Pertanian (PPHP) Kementerian Pertanian Jamil Musanif, Jumat (2/5/2014).
Jamil menuturkan, dari 220 stan yang berdiri di Aptex 2014 ini, 58% adalah milik 33 provinsi, dan selebihnya pelaku usaha. Selain itu, katanya, ada juga binaan dari dinas pertanian dan pemerintah daerah.
Sampai hari kedua penyelenggaraan expo, paparnya, telah diteken sebanyak 47 nota kesepahaman (MoU) kemitraan antara perusahaan dengan kelompok tani, gabungan kelompok tani maupun koperasi yang merupakan peserta pameran.
Dia menjabarkan, sebagian dari MoU yang diteken adalah hasil dari forum temu bisnis yang juga mempertontonkan 20 produk dengan sertifikasi Identifikasi Geografis (IG). Jamil mengklaim, sertifikasi ini bisa meningkatkan daya saing produk pertanian Indonesia ketika MEA 2015.
Pada kesempatan berbeda, Menteri Pertanian Suswono menjabarkan bahwa MEA 2015 adalah peluang sekaligus ancaman yang mau tidak mau harus dihadapi oleh pelaku agribisnis nasional. Bagi petani yang telah mapan, katanya, pasar tunggal ini adalah peluang menjanjikan.
“Pasar akan semakin terbuka, dengan peraturan perdagangan domestik harus selalu disesuaikan dengan perdagangan internasional. Ini peluang pasar sekaligus negeri kita menjadi pasar,” jelasnya.
Maka, jelas Suswono, ajang pamer seperti Aptex 2014 dapat menjadi faktor kunci dalam pemasaran produk pertanian Indonesia, khususnya yang memiliki keunikan. “Promosi pertanian organik menjadi sangat penting, dan hal ini menjadikan kita memiliki daya saing,” lanjutnya.
