Bisnis.com, BANDUNG - Sekretaris APTI Jabar Afandi Firman mengatakan pada tahun ini, petani tembakau memangkas produksi produksi hingga 50% untuk mengantisipasi rendahnya penyerapan industri.
Menurutnya, petani hanya menggarap lahan seluas 5.000 hektare dari jumlah total 10.000 ha. “Daripada rugi besar. Kami berinisiatif untuk menanam tembakau setengahnya saja,” katanya, Rabu (21/5/2014).
Dia menjelaskan, selama ini, kontribusi tembakau dari Jabar untuk nasional selama ini cukup besar mencapai sekitar 10.000 ton per tahun.
Selain itu, lanjutnya, pemerintah pun harus mengantisipasi dampak terburuk dari ratifikasi FCTC jika ditandatangani, mengingat saat ini pun industri rokok kretek sudah mengurangi penggunaan tembakau karena kurangnya minat masyarakat.
Menurutnya, kondisi ini cukup membebani petani yang berpotensi merugi, sehingga harus kehilangan pekerjaan.
"Pemerintah harus memperhitungkan risiko ke depannya, karena hingga saat ini pendapatan negara dari cukai menyumbang cukup besar," ujarnya.