Bisnis.com. JAKARTA--Akademisi Ilmu dan Teknologi Kelautan IPB Tri Parton mengemukakan pemulihan biota laut yang rusak karena tumpahan minyak memerlukan waktu lama dan menghabiskan biaya tidak sedikit.
Potensi kerusakan biota laut di Selat Malaka, menurutnya selain ikan juga dapat merusak tanaman manggroeve sebagai pelindung dari tekanan abrasi. Biota lainnya adalah terumbu karang.
Untuk meminimalisir kerusakan biota laut Tri katakan, Indonesia harus memiliki data base sebagai acuan menginventarisir jumlah kapal dan kerusakan biota laut akibat pencemaran lingkungan.
"Harusnya pemerintah daerah membuat data pendukung pesisir untuk memetakan dan menghitung kerugian karena kerusakan biota laut," tuturnya kepada bisnis.com, di Jakarta, Rabu (11/6/2014).
Belum lagi, Tri menuturkan kerugian kerusakan lingkungan di laut belum berpihak pada masyarakat pesisir yang mayoritas adalah nelayan yang mengandalkan hasil laut untuk dikonsumsi dan dijual.