Bisnis.com, MANADO—Sulawesi Utara (Sulut) mengekspor cengkih sebanyak 200 kg ke Jepang sepanjang 6 bulan pertama tahun ini dengan menghasilkan devisa sekitar US$4.400.
Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag) Sulut Olvie Atteng mengatakan komoditas cengkih asal Sulut lebih dikenal dengan julukan Emas Cokelat di Negeri Sakura.
“Cengkih diminati untuk berbagai keperluan di sana,” ujarnya saat dijumpai di kantornya, Senin (7/7/2014).
Menurutnya, harga jual cengkih yang cukup tinggi harus diimbangi dengan kualitas produk yang baik. Dengan demikian, saat membelinya, negara itu tidak kecewa dan akan kembali tertarik membeli komoditas tersebut.
“Cengkih yang diekspor ke Jepang memiliki kualitas sangat baik, sehingga memang dibeli dengan harga cukup bagus,” katanya.
Oleh karena itu, petani diminta tidak khawatir karena produk cengkih asal Sulut sangat diminati masyarakat luar negeri. Bahkan, para petani justru harus terus meningkatkan kualitas maupun kuantitasnya.
“Pasar luar negeri masih sangat terbuka dengan komoditas unggulan dari Sulut, terutama cengkih,” katanya.
Saat ini, harga cengkih di sentra perdagangan Kota Manado dan sekitarnya berada di kisaran Rp153.000 per kilogram.
Dia menegaskan hal itu menunjukkan sejumlah komoditas asal Bumi Nyiur Melambai itu semakin diminati oleh berbagai negara tujuan ekspor.
Sebelumnya, Olvie menegaskan Sulut juga menggenjot ekspor komoditas lain, yakni pala dan tepung kelapa sebagai salah satu cara untuk menambah devisa daerah tersebut.
Sepanjang Juni 2014, Sulut mengekspor tepung kelapa ke sejumlah negara, seperti Taiwan, Tiongkok, Turki, Brasil, dan Amerika Serikat.