Bisnis.com, JAKARTA— Pebisnis industri kaca lembaran dan pengaman menargetkan volume produksi sepanjang tahun ini mencapai 1,2 juta ton sama dengan 600.000 ton per semester. Tapi realisasi pada semester pertama baru 47,5% target.
Ketua III Asosiasi Kaca Lembaran Dan Pengaman (AKLP) Yustinus Gunawan mengatakan ada sejumlah kendala yang dihadapi produsen kaca lembaran dan pengaman selama 6 bulan pertama, salah satunya kenaikan tarif dasar listrik (TDL).
“Di awal semester kedua ini waktu produksi berkurang karena bulan puasa jadi kami akan kejar pada Oktober dan November,” tuturnya saat dihubungi Bisnis, Kamis (10/7/2014).
Alih-alih menghasilkan penghematan anggaran negara Rp8 triliun dari penghapusan subsidi listrik tetapi berdampak negatif terhadap industri. Menyusul biaya produksi yang membengkak, tetapi belum tentu bisa mengkompensasikannnya berupa kenaikan harga jual.
Kenaikan TDL pelanggan industri I-3 go public (di atas 200 kVA) dan I-4 (di atas 30.000 kVA) berlaku setiap dua bulan terhitung sejak Mei 2014. Persentase kenaikan untuk kedua golongan ini berkisar 38,9% dan 64,7% dalam setahun. Kenaikan untuk pelanggan I-3 non go public berlaku mulai bulan ini.
Kendati demikian, Yustinus menyatakan secara umum industri kaca lembaran dan pengaman sebetulnya cukup stabil mengikuti perkembangan sektor properti dan otomotif.
“Kehadiran mobil murah tak berpengaruh besar secara nilai. Ini disebabkan kualitas kaca yang dipakai KBH2 relatif rendah,” ujarnya.
Mobil murah yang dimaksud ialah kendaraan bermotor hemat bahan bakar dan harga terjangkau (KBH2).