Bisnis.com, JAKARTA -- Kebutuhan pangan bagi masyarakat Indonesia kian terancam seiring kian menyempitnya lahan pertanian.
Menteri Pertanian Suswono mengungkapkan beragam tantangan untuk memenuhi kebutuhan pangan masyarakat Indonesia. Tantangan terbesar adalah makin menyempitnya lahan pertanian akibat laju konversi lahan yang terus meningkat.
Setiap tahun laju konversi lahan mencapai 100.000 hektare, sementara kemampuan pemerintah mencetak sawah hanya sekitar 60.000 ha per tahun. Jadi masih defisit 40.000 ha.
Guna mengatasi hal ini, lanjut Mentan, perlu ketegasan dari para kepala daerah bupati dan wali kota untuk segera menetapkan lahan pertanian berkelanjutan di daerahnya masing-masing.
"Dengan begitu ada jaminan lahan pertanian yang sudah ditetapkan tidak akan dikonversi untuk kepentingan lain di luar bidang pertanian," katanya seperti keterangan resmi yang diperoleh Bisnis, Rabu (20/8/2014).
Selain itu, Mentan juga menjelaskan pentingnya memanfaatkan lahan pekarangan untuk menanam dan beternak beragam kebutuhan sayur dan protein sehari-hari, seperti cabai, terong, kangkung, selada, serta ikan lele, ayam, atau kelinci.
Menurut Mentan, potensi lahan pertanian di Indonesia mencapai 10 juta ha. Jika ini dapat dimanfaatkan, bukan saja dapat mengatasi kebutuhan domestik tetapi juga dapat diekspor.
Dalam skala rumah tangga, pemanfaatan lahan pekarangan untuk family farming (pertanian keluarga) dapat membantu mengurangi pengeluaran rumah tangga.
Sementara itu, Himpunan Kerukunan Tani Indonesia (HKTI) Jawa Barat mendesak pemerintah segera menyetujui penggunaan benih hasil rekayasa genetika atau bioteknologi oleh petani Jabar.
Selengkapnya silakan baca: REKAYASA GENETIKA: HKTI Desak Pemerintah Setujui Penggunaan Bioteknologi