Bisnis.com, BANYUASIN - Pengembangan sawah lebak atau rawa akan menjadi prioritas pemerintah sebagai upaya mengimbangi alih fungsi lahan pertanian yang sering terjadi di berbagai daerah.
Salah satu provinsi yang memiliki potensi pengembangan sawah lebak adalah Sumatra Selatan di mana saat ini terdapat 304.563 hektare sawah lebak atau terluas dibanding jenis lahan sawah lain provinsi itu.
Menteri Pertanian Suswono mengatakan tantangan pertanian padi saat ini adalah lahan sawah yang semakin berkurang selain perubahan iklim.
"Cara untuk mengatasinya tambah luas areal sawah, salah satunya melalui potensi sawah lebak ini," katanya saat menghadiri panen raya sawah lebak di Desa Sako, Kecamatan Rambutan, Kabupaten Banyuasin, Sumsel, Rabu (3/9/2014).
Suswono mengemukakan potensi luasan sawah lebak mencapai 2,7 juta ha secara nasional dan Sumsel merupakan provinsi yang memiliki potensi tersebut.
Dia mengatakan pengembangan sawah lebak bisa optimal jika didukung oleh tata kelola air mikro, pasalnya masalah penggarapan sawah tersebut terletak di penggunaan air.
"Lahan rawa lebak ini kan baru bisa ditanami saat kemarau sementara saat hujan justru tidak bisa berbeda dengan jenis lahan lain seperti tadah hujan," ujarnya.
Pengelolaan air itu, lanjut dia, juga membuat indeks pertanaman sawah lebak rata-rata masih rendah, yaitu hanya satu kali tanam dalam satu tahun.
Oleh karena itu Kementan mengupayakan segera menginventarisasi potensi sumber air di Sumsel, untuk menentukan penggunaannya berasal dari air tanah atau mengambil air sungai. Hal senada diakui oleh Petugas Penyuluh Kecamatan Rambutan, Banyuasin, Tukiyo.
Menurut dia, kendala yang paling sering dihadapi petani adalah pengelolaan air karena belum ada pengaturannya. "Sangat terasa saat musim hujan, perlu ada sodetan atau tanggul agar petani bisa menanam dua kali dalam setahun," katanya.