Bisnis.com, PALEMBANG - Agro Techno Park (ATP) Palembang kembangkan budidaya jamur tiram, bersama masyarakat petani yang berada di sekitar areal lahan yang dikelola oleh Kementerian Riset dan Teknologi itu.
Bade Belantara, Pendamping Transfer Teknologi di ATP Ogan Ilir, Palembang, yang luasnya mencapai 100 ha, sudah ada 10 kelompok yang ikut dalam program budidaya jamur tiram tersebut. Masing-masing kelompok beranggotakan 10-12 orang.
Masyarakat petani tersebut diberi pelatihan untuk budidaya sejak awal, hingga sampai bisa mandiri. Proses budidaya jamur ini dari awal hingga bisa panen dan sampai ke pasar berkisar 3-4 bulan.
"Pasar jamur tiram saat ini bagus. Jamur ini bisa diolah menjadi keripik kering yang diberi bumbu, bisa diolah jadi bakso, dan naget," kata Bade saat ditemui di ATP pada kunjungan puluhan wartawan Ibukota Jakarta ke Palembang, 15-17 September 2014.
Bade menjelaskan jamur tiram bisa dipanen setelah 1-2 bulan dari masa pembibitan. Setelah itu masa panen bisa sampai delapan kali untuk satu media baglog (wadah) tanam bibit.
Budidaya jamur ini, kata Bade, sudah berlangsung sejak 2007, dan masih merupakan skala percontohan.
Satu kali panen bisa untuk 100 baglog, hasilnya per hari bisa 5% menjadi, atau sekitar 5 ons. "Harga jual jamur tiram di daerah Palembang berkisar Rp20.000per kg," ungkap Bade.