Bisnis.com, JAKARTA--Pemerintah menyerap Rp21,2 triliun dalam lelang obligasi negeri ritel (ORI) 011 dengan tingkat kupon 8,5%.
Penetapan hasil penjualan itu di atas target indikatif yang sebesar Rp20 triliun menyusul pemesanan yang masuk senilai Rp21,3 triliun.
Jumlah itu memang di bawah permintaan saat lelang ORI 010 Oktober tahun lalu yang mencapai Rp24,3 triliun. Namun, Dirjen Pengelolaan Utang Kementerian Keuangan Robert Pakpahan menyatakan kondisi ini berkaitan dengan likuiditas yang ketat di pasar domestik dan ekspektasi kenaikan inflasi.
"Namun, minat pembelian masyarakat masih cukup tinggi di tengah ketatnya likuiditas dan ekspektasi kenaikan inflasi ini," katanya, Senin (20/10/2014).
Penjualan ORI 011 menjangkau 35.024 pemesan, menyusut dari saat penjualan ORI 010 yang mencapai 38.860 pemesan. Dari jumlah itu, investor baru sebanyak 20.418 pemesan.
Dari total pemesan, 39,8% masih terkonsentrasi di DKI Jakart, sedangkan wilayah Indonesia bagian barat selain DKI Jakarta mencapai 50,4% dan Indonesia bagian tengah dan timur hanya 9,9%.
Adapun berdasarkan kelompok umur, jumlah pemesan berada pada kelompok di ata 40 tahun yang mencapai 72,9% dengan volume pemesanan Rp15,7 triliun.
ORI dengan jatuh tempo 15 Oktober 2017 itu akan dipergunakan untuk memenuhi sebagian kebutuhan pembiayaan APBN Perubahan 2014.