Bisnis.com, JAKARTA--Wakil Presiden Jusuf Kalla menilai melambatnya laju pertumbuhan ekonomi nasional ke level 5,11% (yoy) disebabkan oleh faktor eksternal dan kebijakan pemerintah periode sebelumnya.
"Itu efek kebijakan yang lalu kan. Suatu kebijakan ekonomi dampaknya akan terasa 4-6 bulan yang akan datang," kata JK di kantornya, Kamis (6/11).
Kalla menambahkan melorotnya perekonomian pada kuartal III/2014, merupakan efek kebijakan yang bergulir sejak Juni-Juni 2014. Bukan lantaran bergulirnya kebijakan ekonomi pemerintahan baru.
Lebih lanjut, JK mengatakan perlambatan laju ekonomi sudah diperkirakan terjadi, bahkan sejak tahun lalu. Pasalnya, ekonomi global sedang mengalami perlambatan.
"Dari 5,11% itu kita akan berusaha naikkan tahun depan," katanya.
Rabu (5/11), Badan Pusat Statistik merilis capaian pertumbuhan ekonomi Indonesia pada kuartal III/2014 sebesar 5,01% dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu. Realisasi tersebut melambat dibandingkan capaian kuartal II/2014 sebesar 5,12%.
Secara kumulatif, pertumbuhan produk domestik bruto (PDB) Indonesia hingga kuartal III/2014 mencapai 5,11% (yoy).
Wapres Sebut Ekonomi Melambat Warisan Pemerintahan Lalu
Wakil Presiden Jusuf Kalla menilai melambatnya laju pertumbuhan ekonomi nasional ke level 5,11% (yoy) disebabkan oleh faktor eksternal dan kebijakan pemerintah periode sebelumnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel
Penulis : Ana Noviani
Editor : Ismail Fahmi
Topik
Konten Premium
Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.
1 jam yang lalu
Lo Kheng Hong Serok Lagi Saham GJTL Desember 2024
Artikel Terkait
Berita Lainnya
Berita Terbaru
5 menit yang lalu
WIKA Lunasi Sebagian Obligasi Seri A Tahap I dengan Call Option
28 menit yang lalu
Hampir 100 Ribu Orang Teken Petisi Desak Prabowo Batalkan PPN 12%
49 menit yang lalu
Usai Pangkas Suku Bunga, The Fed Fokus Kendalikan Inflasi
1 jam yang lalu
Efek Keputusan Kebijakan The Fed ke Rupiah dan Yuan Cs
1 jam yang lalu