Bisnis.com, JAKARTA-- Kendati tren hotel bujet sudah terjadi dalam dua tahun terakhir, pangsa pasar jenis hotel ini masih sangat luas. Hal ini terjadi mengingat tingginya permintaan wisatawan yang memiliki dana terbatas untuk bervakansi.
"Para pemerhati pariwisata memprediksi Amaris akan balik modal pada tahun kelima. Ternyata, target tersebut dicapai hanya dalam 2,5 tahun saja. Sejak itu, pemilik group hotel ternama mulai melahirkan varian hotel bujet," ujarnya di sela-sela konferensi pers Indonesia Travel and Tourism Awards, Senin (15/12/2014).
"Kegiatan berwisata saat ini tak hanya dimonopoli oleh kaum berada, tetapi juga masyarakat kelas menengah. Mereka memilih hotel bujet karena harganya terjangkau, tetapi fasilitas yang didapat cukup memadai," paparnya.
"Saya melihat kunjungan turis asal Tiongkok ke Indonesia naik signifikan. Ini terjadi karena ada penerbangan langsung dari China ke Indonesia dengan harga relatif terjangkau," ujarnya.
Fenomena bujet hotel ini, menurutnya, sudah terjadi di Singapura sejak 5--10 tahun terakhir. Lokasi hotel bujet biasanya terkonsentrasi di kawasan wisata yang diminati turis, misalnya China Town dan Little India.
Hotel bujet di Singapura tak hanya dimiliki oleh grup hotel ternama, tetapi perorangan. "Dana yang diperlukan untuk membangun hotel bujet tidak sebesar investasi untuk hotel bintang 3 ke atas. Luas lahan yang diperlukan pun tak terlalu lebar. Hal ini membuat hotel bujet menjamur di Singapura," tambahnya.
"Jumlah hotel bujet yang dimiliki perorangan bisa mencapai 70--80 hotel. Pemerintah berusaha mengerem karena lahan di Singapura sangat terbatas," katanya.
"Saya memprediksi pertumbuhan hotel bujet di Indonesia berlangsung lebih lama ketimbang Singapura. Selain daerahnya luas, pasar pariwisata Indonesia tengah tumbuh pesat," ujar Gunalan.
Hotel Bujet Diprediksi Tumbuh Pesat
Kendati tren hotel bujet sudah terjadi dalam dua tahun terakhir, pangsa pasar jenis hotel ini masih sangat luas. Hal ini terjadi mengingat tingginya permintaan wisatawan yang memiliki dana terbatas untuk bervakansi.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel
Penulis : Feni Freycinetia Fitriani
Editor : Martin Sihombing
Topik
Konten Premium
Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.
1 jam yang lalu
Lo Kheng Hong Serok Lagi Saham GJTL Desember 2024
Artikel Terkait
Berita Lainnya
Berita Terbaru
25 menit yang lalu
Aturan Kemasan Rokok Polos, Kemenkes Dituding Langgar Hak Konsumen
32 menit yang lalu
Jelang Natal, Mayoritas Harga Pangan Merangkak Naik
52 menit yang lalu