Bisnis.com, SURABAYA - Menteri Perhubungan Ignasius Jonan menyatakan evakuasi korban lebih utama dibandingkan dengan penemuan kotak hitam pesawat AirAsia QZ8501 yang mengalami hilang kontak dengan Air Traffic Control pada Minggu, 28 Desember 2014.
"Pencarian kotak hitam itu tidak utama, tetapi evakuasi penumpang lebih utama," ujarnya kepada wartawan di Posko Crisis Center Mapolda Jatim, Jalan Ahmad Yani Surabaya, Sabtu (10/1/2015).
Ia juga menegaskan bahwa sesuai instruksi Presiden Joko Widodo bahwa pencarian korban tidak akan dihentikan sampai batas waktu yang tidak ditentukan. "Tim Basarnas tidak akan berhenti mencari korban dan terus fokus ke pencarian, baik dalam kondisi hidup maupun tidak," kata mantan Direktur Utama PT Kereta Api Indonesia (KAI) itu.
Jonan yang dalam kesempatan tersebut menyempatkan bertemu dan berdialog dengan keluarga korban di posko juga meminta kesabaran dan mendoakan tim bisa segera menemukan 114 korban lainnya.
Ketika disinggung tentang anggaran operasional proses evakuasi, termasuk biaya KRI, Jonan mengatakan bahwa biayanya dari Anggaran Pendapatan Belanja Nasional (APBN). "Dananya APBN, tapi berapa nilainya, Menteri Keuangan yang tahu," katanya singkat.
Saat ini pusat pencarian korban tidak hanya di sekitar area laut, namun juga di sekitar pantai karena tidak menutup kemungkinan ditemukannya korban pesawat rute Singapura-Surabaya yang hilang kontak tersebut.
"Area pencarian diperluas. Kami berupaya semaksimal mungkin agar bisa menemukan semua penumpang, baik yang masih hidup maupun yang tidak," katanya.
Tidak itu saja, Jonan meminta Menteri Kelautan dan Perikanan Susi Susi Pudjiastuti membantu menyisir dan mencari korban pesawat di sekitar lokasi penemuan. "Saya minta Bu Susi membantu dengan mengkoordinasikan nelayan-nelayannya karena siapa tahu menemukan korban saat melaut," katanya.