Bisnis.com, BOGOR - Presiden Joko Widodo meminta jajaran pemerintah kabupaten mempercepat proses perizinan investasi di daerah guna mencapai target pertumbuhan ekonomi 5,6%-5,8% pada tahun ini.
Jokowi menuturkan pertumbuhan nasional ditopang dan berangkat dari pertumbuhan ekonomi daerah. Adapun salah satu motor penggerak ekonomi daerah adalah penanaman modal alias investasi.
"Hal-hal yang berkaitan dengan pelayanan publik, terutama perizinan, sehingga mempercepat proses-proses investasi yang ada di daerah," ujar Presiden di sela Rapat Koordinasi dengan Bupati dari wilayah Sumatra di Istana Bogor, Kamis (22/1/2015).
Selain menegaskan percepatan proses perizinan investasi, Jokowi juga memaparkan sektor investasi yang menjadi fokus pemerintah dalam lima tahun ke depan. Sektor tersebut, antara lain sektor maritim, infrastruktur, kelistrikan, dan pangan.
"Tadi juga kita tekankan investasi apa yang harus didorong," lanjutnya.
Sebelumnya, Kepala Badan Koordinator Penanaman Modal (BKPM) Franky Sibarani menuturkan saat ini realisasi investasi dari 95 perusahaan dengan total komitmen investasi sebesar Rp432,7 triliun masih terganjal. Proyek yang tersebar di 25 provinsi itu mayoritas terkendala perizinan di daerah.
Proyek mandek tersebut terdiri dari 64 proyek dari investor asing, 10 proyek investor domestik, 20 proyek dengan skema kerja sama pemerintah-swasta, dan satu proyek swasta nasional. Adapun, sektornya mayoritas menggarap bidang perkebunan, manufaktur, dan perikanan.
Investasi atau pembentukan modal tetap bruto (PMTB) merupakan salah satu komponen pendorong pertumbuhan ekonomi nasional, selain konsumsi domestik, konsumsi pemerintah, dan ekspor-impor.
Terkait dengan komponen konsumsi pemerintah, Jokowi mengharapkan peningkatan persentase penyerapan anggaran pemerintah, baik pada level nasional, provinsi, maupun kabupaten/kota. Targetnya yakni di atas 90%.
"Itu akan berpengaruh sekali terhadap pertumbuhan ekonomi, sehingga dalam merealisasikan program betul-betul diikuti per hari, per minggu, per bulan. Semuanya terus ikuti jangan sampai realisasinya nanti kurang dari target atau rendah," ujar Jokowi.
Dengan peningkatan investasi dan penyerapan anggaran pemerintah, Presiden memperkirakan tingkat pertumbuhan ekonomi yang realistis pada tahun ini ada pada kisaran 5,6%-5,8%.
"Optimisnya sama pesimisnya, kita itu realistislah. Tetapi negara lain mengurangi kita kan menambah. Sekarang kan 5,1%, kalau nanti bisa 5,6% atau 5,8% saya kira prestasi," ucapnya.