Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Kawasan Industri Teluk Bintuni Bisa Sedot Investasi US$10 Miliar

Pemerintah memperkirakan kawasan industri Teluk Bintuni, Papua Barat, mampu menarik investasi hingga US$10 miliar asalkan gas terjamin, baik secara volume dan harga.

Bisnis.com, JAKARTA—Pemerintah memperkirakan kawasan industri Teluk Bintuni, Papua Barat, mampu menarik investasi hingga US$10 miliar asalkan gas terjamin, baik secara volume dan harga.

Dirjen Basis Industri Manufaktur Kementerian Perindustrian Harjanto mengatakan investasi yang akan berkembang di Bintuni berbasis petrokimia, seperti pupuk dan bahan baku plastik.

"Bintuni bisa serap US$8 miliar sampai US$10 miliar dari Ferrostaal, Sojitz, Pupuk Indonesia, dan LG Chemical," tuturnya di Jakarta, Kamis (5/2/2015).

Kawasan industri di Teluk Bintuni ditetapkan sebagai areal penggunaan lain (APL) sesuai surat keputusan Menteri Kehutanan No. 783/2014. Wilayah ini memang ditetapkan sebagai kawasan industri petrokimia berbasis gas.

Oleh karena itu, pemenuhan gas menjadi hal krusial bagi realisasi investasi di sana. Berdasarkan surat Plt. Kepala SKK Migas kepada BP Berau Ltd No. SRT-0839/SKKO0000/2014/S2 ditetapkan pemenuhan gas untuk pabrik pupuk di Bintuni sebesar 180 MMscfd.

Adapun pemenuhan gas untuk industri petrokimia sebesar 200 MMscfd belum dialokasikan dan belum ada kesesuaian harga keekonomian. Pasalnya Permen ESDM No. 03/2010 menyatakan prioritas alokasi gas utamanya untuk lifting minyak, pupuk, PLN, barulah petrokimia.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Dini Hariyanti
Editor :
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper