Bisnis.com, JAKARTA--Wetlands International menilai perusahaan kertas raksasa Asia Pulp and Paper (APP) masih berjuang dalam mengadopsi manajemen perkebunan akasia yang ramah gambut dan mampu menekan emisi gas rumah kaca.
Kepala Program dan Strategi Gambut dan Iklim Wetlands International Marcel Silvius mengatakan APP masih kesulitan mengendalikan pembalakan liar dan kebakaran di lahan gambut.
Dua indikasi tersebut membuat LSM yang bermarkas di Belanda ini mempertanyakan kemampuan APP dalam memenuhi regulasi PP No.71/2014 yang mewajibkan tinggi air di lahan gambut dipertahankan di atas 40 cm di seluruh area konsesi.
"Perkebunan akasia di lahan gambut menyebabkan emisi gas rumah kaca yang besar serta mendorong penurunan tanah dan banjir. Kalau APP serius dengan komitmen, mereka harus mempertimbangkan manajemen yang bertanggung jawab atas operasinya di lahan gambut," ujarnya dalam keterangan pers yang diterima Bisnis.com, Jumat (6/2/2015).
Wetlands International juga mengkritisi APP yang dinilai belum menetapkan target apapun untuk mengurangi emisi CO2 yang dihasilkan dari konversi hutan dan drainase lahan gambut.
Kendati demikian, langkah APP menggandeng Tim Ahli Gambut (Pet Expert Team/PET) diapresiasi sebagai langkah untuk memperbaiki manajemen operasi. Namun, WI menilai rekomendasi PET belum diaplikasikan dalam prosedur operasi APP di lahan gambut.
Wetlands International berharap APP menggeser praktik perkebunan akasia dari lahan gambut ke tanah mineral dan merehabilitasi kondisi lahan gambut yang mengering.
