Bisnis.com, SEMARANG – Kontraksi atau pertumbuhan negatif pada sektor Pertanian, Kehutanan dan Perikanan Jawa Tengah pada 2014 dinilai turut dipengaruhi kejenuhan lahan pertanian.
Kepala Bidang Neraca Wilayah dan Analisis Statistik Badan Pusat Statistik (BPS) Jateng Syarifuddin Nawie mengatakan faktor kejenuhan lahan seringkali memengaruhi pertumbuhan lapangan usaha tersebut.
“Biasanya kejenuhan lahan, sangat berpengaruh. Memang pertanian tidak seperti industri pengolahan, lahannya segitu saja dan tidak bisa ditambah. Kalaupun naik, sekedar begitu saja,” katanya saat dihubungi Bisnis.com, Selasa (10/2/2015).
Menurut Syarifuddin, kontraksi sektor Pertanian, Kehutanan dan Perikanan juga secara langsung dipengaruhi subsektor tanaman bahan makanan. “Misalnya pada komoditas padi, jagung dan kedelai,” ujarnya.
Seperti diketahui, perekonomian Jateng pada 2014 bertumbuh 5,4%. Pertumbuhan terjadi pada seluruh lapangan usaha kecuali Pertanian, Kehutanan dan Perikanan yang terjadi kontraksi sebesar 2,9%.
Kendati begitu, sektor Pertanian, Kehutanan dan Perikanan masih masih menjadi lapangan usaha yang dominan dalam struktur perekonomian Jateng pada dengan porsi mencapai 14,8%.
Dua lapangan usaha lain yang mendominasi adalah Industri Pengolahan sebesar 36,3% dan Perdagangan Besar-Eceran dan Reparasi Mobil-Sepeda Motor 13,4%.