Bisnis.com, JAKARTA - Meski kurs dolar AS saat ini hampir menyentuh level Rp13.000, IKEA Indonesia, peritel perabotan rumah dan kantor, tidak akan menaikkan harga produk yang ada di gerainya. Padahal, sebagian besar produk IKEA merupakan barang impor.
Marketing Manager IKEA Indonesia Eliza Faiza mengatakan fluktuasi nilai tukar rupiah terhadap dolar tidak menganggu kinerja peritel asal Swedia tersebut. Pasalnya, perubahan harga produk IKEA hanya terjadi sekali setahun yaitu setiap 1 September.
"Fokus kami adalah menawarkan produk berkualitas dengan harga terjangkau. Kami sudah memprediksi bahwa kurs dollar akan naik. Kami tidak bisa menaikkan harga produk secara semena-mena. Hal ini merupakan risiko bisnis," katanya di gerai IKEA di Alam Sutera, Rabu (25/2/2015).
Dia memaparkan ada lima elemen yang dijunjung oleh IKEA dalam memproduksi barang. Elemen-elemen tersebut adalah bentuk, fungsi, kualitas, keberlanjutan, dan harga terjangkau.
"Semua hal ini menjadi pertimbangan tim desain dan marketing IKEA. Kami tidak mau memberi harga mahal. Malah, IKEA terus berupa menurunkan harga produksi, caranya dengan menawarkan konsep do it yourself sehingga konsumen tak perlu membayar tukang untuk merakit," katanya.
IKEA Indonesia telah dibuka sejak 15 Oktober 2014 di atas lahan seluas 35.000 m2. IKEA Indonesia memiliki 55 inspirasi interior ruang dan 3 rumah.