Bisnis.com, SURABAYA – Tahun ini diyakini bakal menjadi momentum yang baik bagi para investor untuk mengalirkan modal ke saham atau obligasi.
Ekonom PT Danerksa Investment Management (Persero) Rafdi Prima menjelaskan dalam hal investasi saham, tren suku bunga yang mulai melunak dapat menggairahkan iklim bisnis. Sebab, margin laba yang dapat dikeruk investor berpeluang lebih besar.
“Sejak November 2014, saya melihat tahun ini akan menjadi lebih optimistis. Sejak harga minyak trun, penjualan mungkin tidak akan naik, tapi laba akan naik signifikan karena biaya produksi makin rendah, atau turun antara 60%-70%,” katanya di Surabaya, Rabu petang (25/2/2015).
Keputusan Bank Indonesia untuk menurunkan suku bunga acuan dari 7,75% dari 7,5%, lanjutnya, dapat mendorong potensi peningkatan laba dari hanya 11% menjadi 16%. “Jadi investasi bisa naik, akibatnya IHSG bisa menguat. Dengan demikian ada peluang revisi ke atas pertengahan tahun ini.”
Dia menambahkan iklim investasi Indonesia masih sangat menarik bagi investor asing. Pasalnya, kata Rafdi, pasar di Indonesia termasuk yang menawarkan price-to-earning cukup tinggi di Asean.
Di Indonesia, price-to-earning dapat mencapai 15 kali lipat, sedangkan rerata Asean mencapai 16 kali lipat. Namun, RI masih kalah telah dari Filipina yang sudah mampu mencapai 19 kali lipat, karena negara tersebut telah mengantongi status investment grade.
“Tapi, tahun depan valuasi kita akan lebih tinggi. Sejak Moody’s menaikkan peringkat utang Indonesia, price-to-earning Indonesia tidak pernah di bawah 12 kali lipat. Market Indonesia itu susah turun, karena likuiditasnya makin banyak,” sebutnya.
Tahun Kambing Bagus Investasi Saham & Obligasi
Tahun ini diyakini bakal menjadi momentum yang baik bagi para investor untuk mengalirkan modal ke saham atau obligasi.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel
Penulis : Wike Dita Herlinda
Editor : Rustam Agus
Konten Premium