Bisnis.com, JAKARTA--PT Cheetham Garam Indonesia siap mensubtitusi impor garam industri sebesar 10% per tahun. Saat ini impor garam untuk industri berkisar 2 juta ton sepanjang tahun.
Perseroan asal Australia itu hendak membangun pabrik berkapasitas 200.000 ton di Kabupaten Nagekeo, NTT.
“Jelas ini proyek ini bisa subtitusi impor ya. Tapi belum semua [bisa disubtitusi]. Produksi kami kecil [dibandingkan volume impor], baru sekitar 10%,” tutur Presiden Direktur PT Cheetham Garam Indonesia Arthur Tanudjaja, di Jakarta, Rabu (18/3/2015).
Cheetham jelas memprioritaskan garamnya untuk memenuhi kebutuhan domestik. Tapi jika potensial untuk ekspor tak tertutup kemungkinan akan ditempuh perusahaan. Salah satu target pasar utama pabrik Cheetham kelak adalah industri makanan dan minuman
Realisasi investasi Cheetham sangat tergantung kepada ketersediaan lahan. Perseroan tidak bisa menjalankan konstruksi jika lahan yang siap pakai kurang dari 1.000 ha. Ini merupakan luas minimum yang harus tersedia.