Bisnis.com, JAKARTA - Kapasitas produksi keramik pada dasarnya sukar mencapai titik optimal hingga 100%.
Ketua Umum Asosiasi Aneka Industri Keramik Indonesia (Asaki) Elisa Sinaga mengatakan hal itu dikarenakan utilisasi mesin sangat dipengaruhi ukuran keramik yang dihasilkan. Semakin besar ukurann, jumlah yang diproduksi menyusut dibandingkan dengan ukuran lebih kecil.
Selain itu juga dipengaruhi pula jumlah varian keramik yang dihasilkan. Untuk mengganti varian satu ke yang lain membutuhkan waktu jeda tak sebentar. Elisa mengestimasikan butuh 3 – 7 jam untuk mengganti antarvarian keramik.
“Misalnya sekarang memproduksi varian satu, lalu jalan dua hari mesti disetop untuk ganti varian lain. Jadi optimalisasi kapasitas produksi tidak bisa tinggi,” katanya kepada Bisnis, Rabu (25/3/2015).
Pada sisi lain Asaki meyakini kebutuhan produksi keramik selama dua tahun mendatang aman, tetapi belum dapat dipastikan kondisi pada tahun ketiga alias pada 2018. Bisa jadi industri keramik kehausan investasi segar tidak hanya ekspansi.
Di samping posibilitas tersebut mungkin juga yang terjadi sebaliknya.
Pasalnya kapasitas produksi yang ada sekarang saja belum terpakai optimal. Sekali pun permintaan meningkat bisa saja diakomodir produsen dengan memaksimalkan kemampuan produksi.