Bisnis.com, JAKARTA — Pemerintah akhirnya mengenakan bea masuk antidumping (BMAD) keramik hingga 5 tahun mendatang. Langkah pemerintah ini diyakini dapat mendorong investasi dan perluasan kapasitas produksi.
Adapun, penerapan BMAD keramik impor dari China ditetapkan melalui Peraturan Menteri Keuangan (PMK) No. 70/2024 yang berlaku pada 28 Oktober 2024 hingga 5 tahun ke depan. Tarif BMAD ditetapkan di kisaran 14%–94%.
Dengan diberlakukannya BMAD, keramik asal perusahaan China dapat mendorong investasi dan perluasan kapasitas produksi industri di dalam negeri. Kehadiran BMAD dinilai dapat memulihkan tingkat utilisasi produksi keramik nasional ke level 67%—68% pada akhir 2024.
Ulasan tentang respons positif industri keramik terkait dengan penerapan BMAD, menjadi salah satu pilihan Bisnisindonesia.id, selain beragam kabar ekonomi dan bisnis yang dikemas secara mendalam dan analitik tersaji dari meja redaksi Bisnisindonesia.id.
Berikut intisari dari top 5 News Bisnisindonesia.id yang menjadi pilihan editor, Jumat (18/10/2024):
Angin Segar Pasar Properti di Balik Rencana Penghapusan PPN dan BPHTB
Rencana Pemerintahan Prabowo Subianto dan Gibran Rakabuming Raka memangkas pajak sebesar 16% yang terdiri dari Pajak Pertambahan Nilai (PPN) sebesar 11% dan Bea Perolehan Hak atas Tanah dan Bangunan (BPHTB) sebesar 5% diproyeksikan akan menggairahkan pasar properti.
Direktur Institute for Development of Economics and Finance (Indef) Esther Sri Astuti berpendapat, pemangkasan pajak di sektor properti tersebut bakal menggenjot pertumbuhan ekonomi nasional yang memang belakangan tengah mengalami pelemahan.
“Insentif pajak ini mendorong konsumsi masyarakat di tengah ekonomi yang sedang lesu. Kebijakan ini bagus untuk mendorong pertumbuhan ekonomi dari konsumsi,” ujarnya kepada Bisnis, dikutip Kamis (17/10/2024).
Namun demikian, pemerintah ke depan sepatutnya tak hanya fokus menggenjot pertumbuhan ekonomi dari sisi konsumsi saja, melainkan perlu juga meningkatkan kinerja investasi untuk menjadi motor pertumbuhan ekonomi Indonesia.
Di lain hal, pemerintah juga perlu fokus meningkatkan kinerja ekspor sejumlah komoditas andalan RI untuk dapat mendorong pertumbuhan RI.
Kilau Menarik Industri Keramik
Ketua Umum Asosiasi Aneka Keramik Indonesia (Asaki) Edy Suyanto mengatakan bahwa penerapan BMAD dapat menjadi awal kebangkitan bagi industri keramik nasional yang mengalami tekanan 10 tahun terakhir akibat praktik dumping.
“Industri keramik telah tercidera berat hampir 10 tahun terakhir ini akibat praktik dumping dan telah mengakibatkan sejumlah pabrik berhenti produksi serta tingkat utilisasi produksi nasional mengalami penurunan,” kata Edy, Kamis (17/10/2024).
Menurutnya, utilitas kapasitas produksi nasional saat ini masih dalam tren penurunan. Pada semester pertama 2024, utilitas kapasitas produksi di level 63%, turun dari level 2023 sebesar 69% dan 2022 di level 75%.
Namun demikian, dia meyakini diberlakukannya BMAD keramik asal perusahaan China dapat mendorong investasi dan perluasan kapasitas produksi industri di dalam negeri. Kehadiran BMAD dinilai dapat memulihkan tingkat utilisasi produksi keramik nasional ke level 67%—68% pada akhir 2024.
Investor Asing Serok Saham Astra (ASII) saat Harga Jatuh
Investor asing tercatat memburu saham PT Astra International Tbk. (ASII). Mereka seakan memanfaatkan kinerja jeblok Astra dalam sebulan perdagangan terakhir.
Jika dilihat dari trennya berdasarkan data RTI Business, harga saham ASII turun 0,2% pada perdagangan hari ini, Kamis (17/10/2024) ke level Rp4.950 per saham. Dalam sepekan turun 3,41% dan anjlok 6,16% dalam sebulan perdagangan.
Sepanjang tahun berjalan (year to date/YtD), saham ASII juga masih di zona merah, yaitu minus 12,39%. Di level harga tersebut, saham ASII diperdagangkan dengan price to earnings ratio (PER) 6,32 kali dan price to book value (PBV) 1,01 kali.
Di tengah koreksi harga dan tingkat valuasi yang atraktif itu, saham ASII masih diborong asing. Dalam 20 hari terakhir, saham ASII mencatatkan nilai beli bersih atau net buy asing paling jumbo di pasar saham.
ASII mencatatkan net buy asing sebesar Rp4,49 miliar pada perdagangan kemarin. Perseroan pun mencatatkan net buy asing Rp419,22 miliar dalam sebulan perdagangan.
Momen pemanggilan sejumlah nama calon pengisi kabinet Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka membawa kekhawatiran terhadap beban anggaran gaji ASN dalam APBN.
Peneliti Center of Economic and Law Studies (Celios) Galau D. Muhammad mengatakan bahwa komposisi kabinet yang berisi banyak menteri dan wakil menteri berpotensi menambah beban Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) selama masa pemerintahan Prabowo-Gibran.
Tak bisa dimungkiri bahwa makin banyak jumlah institusi yang dibentuk akan berimbas pada naiknya biaya rutin seperti gaji, fasilitas kantor, dan uang pensiun pejabat tersebut.
"Makin banyaknya wakil menteri yang diangkat berarti akan meningkatkan belanja negara, termasuk gaji para staf pendukung, pengadaan mobil dinas, fasilitas kantor, hingga pembayaran gaji pensiun bagi menteri dan wakil menteri tersebut," ujarnya dalam keterangan resmi, Kamis (17/10/2024).
Munculnya tanggungan baru tersebut pasalnya memperparah kerentanan fiskal Tanah Air. Alasannya, tahun depan terdapat utang jatuh tempo bernilai jumbo. Tercatat, utang jatuh tempo pemerintah pusat pada tahun depan senilai Rp800,33 triliun, belum termasuk kewajiban pembayaran bunga utang yang lebih dari Rp500 triliun.
Potensi Hermina (HEAL) & Mayapada (SRAJ) Usai Ekspansi di IKN
Dua emiten kesehatan, yaitu PT Medikaloka Hermina Tbk. (HEAL) dan PT Sejahteraraya Anugrahjaya Tbk. (SRAJ) melakukan ekspansi rumah sakit di Ibu Kota Nusantara/IKN. Aksi korporasi yang bisa menjadi katalis positif di pasar saham.
Rumah sakit menjadi salah satu instrumen penting dalam kehidupan masyarakat. Senior Analis Mirae Asset Sekuritas Nafan Aji Gusta mengatakan bahwa di daerah, ekspansinya belum semasif kota-kota besar.
Itu sebabnya dia berpandangan ada potensi yang sangat besar ketika emiten memperluas jangkauannya ke daerah. Apalagi IKN bakal menjadi kota baru dan banyak pekerja yang pindah ke sana.
Nafan menjelaskan bahwa keberadaan rumah sakit sangat diperlukan agar fasilitas kesehatan di IKN bisa sangat memadai ke depannya. Terlebih, ekspansi rumah sakit di IKN juga dapat mendukung program target pertumbuhan ekonomi di era kepemimpinan Prabowo Subianto sebesar 8%.