Binis.com, JAKARTA -- Kenaikan harga gas elpiji 12 kg senilai Rp8000 per 1 April lalu diyaini akan menurunkan daya saing produk dalam negeri, terutama pproduk makanan dan minuman dari pelaku usaha kelas menengah.
Ketua Bidang UKM Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo) Nina Tursinah mengatakan kenaikan harga elpiji akan berdampak pada kenaikan harga jual produk di dalam negeri.
Akibatnya, kata dia, daya saing produk lokal kalah dengan produk luar negeri yang cenderung memiliki harga lebih murah dengan kualitas yang tidak kalah bagus.
"Otomatis kami harus menaikkan harga jual, dan celah ini yang akan dimanfaatkan oleh produk negara lain seperti prduk ritel dan makanan minuman," kata Nina, Senin (6/4/2015).
Menurutnya, kenaikan harga elpiji ini harus diimbangi dengan produk pemerintah yang juga mendukung industri dan usaha kecil menengah di Tanah Air.
Misalnya ketersediaan dan kemudahan pelaku usaha kelas menengah dalam memperoleh bahan baku, serta pemberian pinjaman modal pendanaan dari pemerintah.
“Kenaikan BBM, listrik, dan gas elpiji ini dampaknya kemana-mana, sudah jelas bahan baku kami akan naik karena faktor BBM, terus otomatis kami harus naikkan harga jual. Pemerintah harus bertindak.”
Penaikan Harga Elpiji 12 Kg Tekan Daya Saing UKM
Kenaikan harga gas elpiji 12 kg senilai Rp8000 per 1 April lalu diyaini akan menurunkan daya saing produk dalam negeri, terutama pproduk makanan dan minuman dari pelaku usaha kelas menengah.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel
Penulis : Tegar Arief
Editor : Rustam Agus
Topik
Konten Premium