Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Sektor UKM Negara Tetangga Masih Suram, Penyaluran Kredit Kian Terkikis

Bank-bank Thailand menghadapi kontraksi kredit selama empat kuartal berturut-turut akibat risiko kredit dan perlambatan ekonomi.
Gedung Bank of Thailand di kompleks bank sentral, Bangkok, Thailand pada Jumat (29/3/2024). / Bloomberg-Andre Malerba
Gedung Bank of Thailand di kompleks bank sentral, Bangkok, Thailand pada Jumat (29/3/2024). / Bloomberg-Andre Malerba
Ringkasan Berita
  • Bank-bank komersial Thailand mengalami kontraksi penyaluran kredit selama empat kuartal berturut-turut, terutama di segmen usaha kecil dan konsumen, akibat peningkatan risiko kredit dan perlambatan ekonomi.
  • Bank of Thailand melaporkan penurunan portofolio pinjaman sebesar 0,9% pada kuartal kedua 2025, dengan rasio kredit bermasalah meningkat sedikit menjadi 2,91%.
  • Meskipun terjadi kontraksi kredit, sistem perbankan Thailand tetap tangguh dengan tingkat permodalan dan likuiditas yang kuat, sementara penyaluran kredit kepada perusahaan besar dan profitabilitas bank meningkat.

* Ringkasan ini dibantu dengan menggunakan AI

Bisnis.com, JAKARTA - Bank-bank komersial Thailand menghadapi kontraksi penyaluran kredit dalam empat kuartal berturut-turut, seiring dengan segmen usaha kecil dan konsumer terhambat oleh peningkatan risiko kredit di tengah perlambatan ekonomi.

Dilansir dari Bloomberg, Selasa (19/8/2025), Bank of Thailand menyampaikan portofolio pinjaman menyusut 0,9% pada periode April-Juni 2025, lebih lambat dari kontraksi 1,3% pada kuartal pertama. Rasio kredit bermasalah sedikit meningkat menjadi 2,91%, atau 554,9 miliar baht, pada akhir kuartal kedua. Sementara pada kuartal pertama tercatat 2,9%, atau 548,1 miliar baht.

Bank-bank Thailand telah memperketat aturan penyaluran kredit ke usaha kecil dan menengah dan pinjaman konsumen untuk mengendalikan utang macet karena negara tersebut mencatatkan rasio utang rumah tangga tertinggi di Asia Tenggara. "Permintaan pinjaman tidak mungkin berubah positif pada kuartal ketiga karena bank-bank terus berhati-hati dalam memberikan pinjaman," ujar Asisten Gubernur BOT Suwannee Jatsadasak mengatakan kepada wartawan di Bangkok.

Menurutnya, perusahaan-perusahaan Thailand masih berhati-hati dalam melakukan investasi baru dan terus mengurangi utang. Meskipun tarif AS telah ditetapkan, lanjutnya, ketidakpastian mengenai pungutan transshipment dan masalah lainnya terus menghambat pemulihan operasi normal.

Bank Sentral Thailand telah memangkas suku bunga acuan sebesar 100 basis poin sejak Oktober untuk membantu menopang perekonomian yang diperkirakan melemah akibat dampak tarif AS terhadap ekspor dan penurunan kunjungan wisatawan mancanegara. Data yang dirilis pada hari Senin menunjukkan pertumbuhan ekonomi Thailand melambat menjadi 2,8% pada kuartal kedua dari 3,2% pada tiga bulan sebelumnya.

Bank of Thailand menyampaikan meskipun terjadi kontraksi kredit dan peningkatan rasio kredit macet, sistem perbankan Thailand tetap tangguh dengan tingkat permodalan, pencadangan kerugian kredit, dan likuiditas yang kuat. Penyaluran kredit kepada perusahaan besar terus meningkat pada kuartal kedua dan profitabilitas bank meningkat dari kuartal sebelumnya karena pendapatan dividen musiman, menurut BOT.

Adapun, bank-bank komersial Thailand telah meningkatkan pencadangan sebagai penyangga terhadap potensi ketidakpastian yang timbul dari risiko kebijakan perdagangan global. "Pendapatan bunga bersih perbankan menurun selama periode April-Juni sebagai akibat dari pemotongan suku bunga, penurunan volume kredit, dan penerapan berbagai langkah keringanan utang," jelas Bank Sentral.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Sumber : Bloomberg
Bisnis Indonesia Premium.

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Bisnis Indonesia Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro