Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Angka Kemiskinan Tinggi, Indikasi Pemerintah Gagal Naikkan Kesejahteraan

Direktur Institute for Development of Economics and Finance (Indef) Enny Sri Hartati mengatakan bertambahnya penduduk miskin di Ibu Kota mengindikasikan gagalnya pemerintah pusat dan daerah meningkatkan kesejahteraan masyarakat.
Ilustrasi Kemiskinan/bisnis.com
Ilustrasi Kemiskinan/bisnis.com

Bisnis.com, JAKARTA - Direktur Institute for Development of Economics and Finance (Indef) Enny Sri Hartati mengatakan bertambahnya penduduk miskin di Ibu Kota mengindikasikan gagalnya pemerintah pusat dan daerah meningkatkan kesejahteraan masyarakat.

"DKI Jakarta ini kan termasuk daerah kaya yang menguasai sebagian besar akses keuangan dan bisnis di Indonesia. Sayangnya, berbagai macam keuntungan yang dimiliki Jakarta tak mampu mengangkat kesejahteraan mastarakat. Ini menjadi catatan serius bukan cuma untuk Gubernur Ahok, tetapi Presiden Joko Widodo," ujarnya kepada Bisnis.com, Senin (6/4/2015).

Dia mengatakan satu problem yang membuat angka penduduk miskin di Jakarta terus meningkat adalah urbanisasi. Kemilau gemerlap bisnis Ibu Kota masih menjadi daya tarik warga dari daerah lain untuk mengadu nasib. Besarnya masyarakat yang gagal memperbaiki kehidupan ekonominya membuat kantong-kantong orang miskin baru di Ibu Kota.
 
Oleh karena itu, dia mendesak pemerintah pusat dan daerah menyiapkan strategi untuk memperbaiki problematika kemiskinan di Tanah Air. Menurut dia, salah langkah yang harus diperhatikan pemerintah pusat adalah meratakan pembangunan di berbagai daerah sehingg orang dari luar kota tak lagi datang ke Jakarta.

Sementara itu, dia meminta pemerintah DKI Jakarta dapat memaksimalkan potensi daerah dan menciptakan lebih banyak lapangan kerja supaya warga Ibu Kota dan pendatang bisa mendapatkan pekerjaan sehingga bisa memenuhi kebutuhan hidup.

"Harus ada grand design yang tujuannya bukan cuma mengurangi angka kemiskinan absolut, tetapi juga menciptakan iklim ekonomi yang kondusif. Masalahnya, inflasi harga bahan pokok saat ini sudah mencekik warga," pungkasnya.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper