Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Ada Zero Odol, KAI Bidik Angkutan Logistik Tembus 69 Juta Ton

Kebijakan zero ODOL yang segera diberlakukan diharapkan bakal menjadi angin segar bagi kinerja angkutan logistik KAI.
Rangkaian kereta api dengan peti kemas yang siap diangkut ke daerah tujuan/dok. KAI
Rangkaian kereta api dengan peti kemas yang siap diangkut ke daerah tujuan/dok. KAI

Bisnis.com, JAKARTA — PT Kereta Api Indonesia (Persero) atau PT KAI mengaku siap menangkap peluang untuk meningkatkan kinerja angkutan logistik seiring adanya rencana pemerintah yang hendak melakukan pembatasan kendaraan over dimension over load (ODOL).

Direktur Utama PT KAI, Didiek Hartantyo menjelaskan bahwa untuk mendukung hal itu pihaknya siap meningkatkan kualitas ekosistem logistik berbasis rel.

“Pemerintah sudah menyatakan bahwa [angkutan] over dimension over load itu akan diterapkan mulai tahun 2026. Jadi, kereta api siap menyambut itu. Semoga, ekosistem transportasi yang berbasis rel bisa memberikan efisiensi, menekan biaya logistik di Pulau Jawa,” kata Didiek saat ditemui usai Launching Buku Didiek Hartantyo: Masinis yang Melintasi Badai di Jakarta, Jumat (16/5/2025).

Pada saat yang sama, Didiek menyebut kebijakan tersebut diharapkan bakal menjadi angin segar bagi kinerja angkutan logistik KAI. Pasalnya, Didiek menyebut pihaknya membidik total angkutan barang tahun ini dapat tembus 69 juta ton.

Adapun, kinerja angkutan logistik saat ini masih di distribusi wilayah Sumatra Selatan dengan kinerja rata-rata mencapai 55 juta ton. Sementara sisanya yakni sekitar 14 juta ton angkutan logistik ditargetkan bakal tercapai di Pulau Jawa. 

“Memang tantangan kereta api [meningkatkan capaian angkutan logistik] nggak mudah. Membangun ekosistem transportasi logistik di Pulau Jawa ini tidak mudah, stakeholdernya banyak. Banyak moda-muda transportasi yang lain,” tegasnya.

Dengan demikian, Didiek berharap apabila kebijakan pembatasan truk Odol benar-benar diberlakukan pada 2026, maka hal itu bakal berdampak baik mendorong pertumbuhan kinerja angkutan logistik perseroan.

Untuk diketahui sebelumnya, Kementerian Koordinasi Bidang Infrastruktur dan Pembangunan Kewilayahan (IPK) menargetkan implementasi zero overdimension-overload (ODOL) mulai berlaku pada 2026. 

Menko IPK Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) mengatakan pihaknya akan berkoordinasi dengan stakeholder termasuk pelaku usaha dan pemerintah daerah dalam penerapan Zero Odol. 

“Kita tadi menargetkan tahun depan, efektifnya 2026, karena kita sekali lagi, tidak bisa hanya satu pertemuan, dua pertemuan, ini kita akan melibatkan, secara untung semuanya, kita dengarkan para pelaku, termasuk juga pemerintah daerah juga kita dengarkan,” kata AHY.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Bisnis Indonesia Premium.

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Bisnis Indonesia Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper