Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

EKONOMI SUMSEL: Omzet Ritel Diprediksi Berbalik Naik di Kwartal II

Kendati rata-rata omzet pedagang ritel di Sumatra Selatan anjlok 17% sepanjang kuartal I/2015, Asosiasi Pengusaha Ritel Indonesia (Aprindo) memperkirakan kondisi tersebut akan berbalik pada kuartal kedua.
Ritel modern. /Bisnis.com
Ritel modern. /Bisnis.com

Bisnis.com, PALEMBANG—Kendati rata-rata omzet pedagang ritel di Sumatra Selatan anjlok 17% sepanjang kuartal I/2015, Asosiasi Pengusaha Ritel Indonesia (Aprindo) memperkirakan kondisi tersebut akan berbalik pada kuartal kedua.

Ketua Aprindo Sumsel Gotti Situmorang mengatakan kinerja pedagang ritel Sumsel memang lebih buruk dibandingkan rata-rata nasional yang turun 10%. Hal itu dikarenakan adanya pengaruh dari anjloknya harga komoditas andalan.

“Banyak faktor sebenarnya, ada juga dikarenakan dolar yang menguat sehingga konsumen yang sering mengkonsumsi produk impor agak menahan diri. Tetapi yang pasti, kalau di Sumsel ini memang disebabkan lesunya harga komoditas,” katanya, Jumat (08/5/2015).

Kendati demikian, Gotti menilai kinerja pedagang ritel pada kuartal pertama tersebut bukan menjadi kinerja terburuk dalam 4 tahun terakhir. Dia menilai laju kinerja penjualan sektor ritel di Sumsel cenderung stagnan.

Dia optimistis kinerja penjualan ritel akan membaik pada kuartal kedua tahun ini, didorong belanja dan pengadaan pemerintah. Dia berharap pemerintah juga menyiapkan kebijakan dalam meningkatkan penggunaan produk dalam negeri.

Menurun

Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Sumsel Bachdi Ruswana menuturkan kondisi ekonomi konsumen kuartal I/2015 di Sumsel mengalami penurunan. Hal itu terlihat dari indeks tendensi konsumen (ITK) yang anjlok ke level 99,97 dari kuartal sebelumnya 102,78.

“Berdasarkan variabel pembentuk ITK, pendapatan rumah tangga kini anjlok level 88,17 dari kuartal sebelumnya 101,61. Lalu, pengaruh inflasi terhadap tingkat konsumsi naik ke 111,49 dari 98,08,” jelasnya.

Seiring dengan tingkat optimisme konsumen yang meningkat, Bachdi memperkirakan kondisi ekonomi konsumen Sumsel bakal berbalik pada kuartal kedua, dengan ITK sebesar 105,72, atau naik 5,75 poin dari kuartal sebelumnya.

Hal ini didorong dari ITK pendapatan rumah tangga mendatang sebesar 117,10 dan rencana pembelian barang-barang tahan lama, seperti TV, komputer, telpon genggam, dan lain sebagainya, termasuk rekreasi dan pesta hajatan sebesar 89,13.

Sementara itu, Asisten II Bidang Ekonomi Keuangan dan Pembangunan Pemprov Sumsel Ruslan Bahri mengakui anjloknya harga karet bakal mengurangi daya beli masyarakat Sumsel. Meski demikian, dia optimistis ekonomi Sumsel pada tahun ini bisa tumbuh tinggi.

“Jadi ada dua strategi Pemprov Sumsel untuk menutupi efek dari anjloknya harga komoditas ke perekonomian Sumsel itu, yakni dengan menggenjot pembangunan dan investasi. Nanti dari kedua fokus itu, akan ada multiplier effect yang positif,” ujarnya.

Dengan perputaran rupiah yang berasal dari APBN, APBD dan swasta di Sumsel, Ruslan menilai dapat membuka adanya lapangan kerja baru. Dengan demikian, masyarakat memiliki alternatif pekerjaan yang lebih baik, dan daya beli masyarakat tetap terjaga. []


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Editor : Fatkhul Maskur
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper