Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Pelabuhan Cilamaya, Pergeseran Proyek Mulai Dipersoalkan

Asosiasi Pengusaha Indonesia Jawa Barat mendesak pemerintah tetap merealisasikan Pelabuhan Cilamaya di Kabupaten Karawang menyusul pergeseran ke wilayah lain membutuhkan waktu yang cukup lama.
Pelabihan Cilamaya. /Bisnis.com
Pelabihan Cilamaya. /Bisnis.com

Bisnis.com, BANDUNG - Asosiasi Pengusaha Indonesia Jawa Barat mendesak pemerintah tetap merealisasikan Pelabuhan Cilamaya di Kabupaten Karawang menyusul pergeseran ke wilayah lain membutuhkan waktu yang cukup lama.

Ketua Apindo Jabar Dedy Widaja menyatakan rencana pergeseran pemerintah tersebut harus dibatalkan karena lokasi di Cilamaya sudah tepat dijadikan pelabuhan.

Menurutnya, alasan untuk pergeseran sebenarnya kurang rasional mengingat studi kelayakan Pelabuhan Cilamaya pastinya sudah dilakukan dengan matang dan menghindari hal-hal yang tidak diinginkan.

"Kami merasa heran kenapa sekarang terjadi polemik gara-gara ada jalur pipa Pertamina. Padahal, studi kelayakan dilakukan oleh para ahli," ujarnya kepada Bisnis.com, Rabu (13/5/2015).

Dia pun mendapatkan kabar jika pergeseran pelabuhan dari Cilamaya ke lokasi lain yang berjauhan seperti Kabupaten Subang dan Kabupaten Indramayu akan memakan waktu yang cukup lama salah satunya studi kelayakan minimal dua tahun.

"Ini kan jelas-jelas akan memperlambat pembangunan pelabuhan internasional milik Jabar. Kalau studi kelayakan beres, berapa tahun lagi nanti pelaksanaan pembangunannya?" jelasnya.

Dedy menilai lebih baik pergeseran lokasi pelabuhan tidak melebihi 10 kilometer dari lokasi awal, sehingga studi kelayakan tidak dilakukan kembali.

Menurutnya, tawaran Pemerintah Kabupaten Karawang beberapa waktu lalu yang menawarkan Pakisjaya untuk dijadikan alternatif pelabuhan bisa dipertimbangkan pemerintah pusat. "Pusat harus mempertimbangkan lokasi di Pakisjaya karena berdekatan dengan Cilamaya," ujarnya.

Dia menjelaskan keberadaan pelabuhan ini dikhususkan bagi ekspor-impor kendaraan dari Kabupaten Karawang sekaligus pengalihan sebagian aktivitas bongkar muat di Tanjung Priok.

“Aktivitas ekspor-impor kendaraan di Priok tidak mungkin lagi dilakukan dengan optimal. Karena barang yang dibongkar muat tidak berbentuk di dalam kontainer melainkan langsung berupa kendaraan,” katanya.

Dedy mengungkapkan saat ini biaya transportasi membengkak karena distribusi barang ke Pelabuhan Tanjung Priok sering terhambat seperti kemacetan bahkan banjir.

“Sekarang biaya transportasi ke Tanjung Priok bisa beberapa kali lipat karena banyaknya hambatan. Apalagi, akses menuju pelabuhan serta sebaliknya tidak dimungkinkan lagi untuk ditambah kapasitasnya,” katanya.

Sependapat dengan Apindo. Masyarakat Karawang berharap Pelabuhan Cilamaya tetap dibangun di kabupaten tersebut. (Adi Ginanjar Maulana/Wisnu Wage)


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper