Bisnis.com, BANDUNG - Pengembangan industri strategis dalam negeri dipandang penting karena di samping menyangkut kebanggaan, sektor industri ini pun memiliki potensi yang besar terhadap perekonomian.
“Kalau kita bisa mandiri dalam memenuhi alat pertahanan keamanan kita, paling tidak yang bisa kita produksi, itu akan luar biasa. Akan menciptakan lapangan kerja, pertumbuhan ekonomi, dan penerimaan pajak,” ujar Ketua Dewan Pertimbangan Presiden Sri Adiningsih, Selasa (19/5/2015).
Dia meyakini industri strategis yang ada saat ini di Indonesia memiliki potensi yang besar sebagai aset nasional, sehingga sektor industri ini akan menjadi prioritas pemerintah, salah satunya dalam mengembangkan alat utama sistem persenjataan (alutsista).
“Saya harapkan nanti Presiden mengambil keputusan yang bisa mengembangkan industri alutsista termasuk Pindad, agar kita tidak tergantung ke luar negeri dan bisa menjadi sumber devisa karena tidak banyak negara yang bisa memproduksi produk yang dihasilkan Pindad,” paparnya.
Ditanya tanggapannya soal usulan BUMN holding, Sri memandang perlu koordinasi dan sinergitas yang baik antarpelaku-industri dan antarperusahaan guna mengembangkan industri strategis dalam negeri.
“Nampaknya saling tergantung, saling terkait. Perlu koordinasi paling tidak antar-BUMN. Yang jelas sekarang ini BUMN menggarap holding untuk perusahaan yang bisnisnya sama agar membuat lebih berkoordinasi dengan baik.,” tuturnya.