Bisnis.com, JAKARTA- Pemerintah Yunani boleh sedikit bernafas lega, setelah IMF kemarin mengizinkan Athen untuk menunda pembayaran jatuh tempo sampai akhir Juni 2015.
“Athena memang sudah mengakui tidak akan bisa membayar utang jatuh tempo Jumat depan tanpa kucuran dana dari kreditor. IMF kemarin mengizinkan Athena menunda semua pembayaran utang jatuh tempo sampai akhir Juni, melepaskan ancaman Yunani bisa default 5 Juni,” tulis Tim Analis Strategydesk, Divisi Riset Soegee Futures dalam risetnya.
Dikemukakan Direktur Pelaksana IMF Christine Lagarde mengakui Yunani bisa ke luar dari euro, dan menegaskan hal itu bukan berarti akhir dari blok mata uang tersebut.
Lagarde mengatakan Greece Exit atau Grexit kini menjadi kemungkinan setelah empat bulan negosiasi bailout gagal menyatukan kedua belah pihak.
“Keluarnya Yunani kini mungkin,” katanya dalam wawancara dengan surat kabar Jerman Frankfurter Allgemeine Zeitung.
Dia mengakui bila itu terjadi, bisa menjadi masa paling sulit bagi euro, tapi bukan berarti euro bakal bubar.
Hal Itu merupakan peringatan jika Yunani akan tepaksa lepas dari euro, bila gagal membayar utangnya. Dalam kesempatan itu, ia juga pesimis bakal ada kesepakatan antara Yunani dan kreditor dalam waktu dekat. “Mustahil kami mencapai solusi komprehensif dalam beberapa hari ke depan.”
“Pernyataan itu juga mencerminkan para kreditor frustasi pada pemerintah Yunani yang dianggap gagal menepati janjinya melaksanakan reformasi, di antaranya memotong gaji dan pensiun PNS, opsi yang masih ditolak Athena,” tulis Strategydesk.
Yunani harus membayar utang ke IMF dan berharap bailout 7,2 miliar euro bisa dikucurkan. Sekaligus dibutuhkannya untuk membayar gaji PNS.
Masalahnya, Yunani sudah myengakui tidak punya uang lagi. Tapi ECB dan IMF menolak menyediakan dana tanpa kesepakatan komprehensif. Di saat yang sama, Kanselir Jerman Angela Merkel mengatakan Uni Eropa tidak akan mencapai kesepakatan tanpa persetujuan IMF.