Bisnis.com, TANGERANG—Laju penaikan harga barang-barang alias inflasi pada Triwulan II/2015 di Provinsi Banten diperkirakan berkisar 8,05% - 8,55%.
Bank Indonesia dalam Kajian Ekonomi Regional Banten menyatakan persentase itu lebih tinggi dibandingkan dengan inflasi pada periode yang sama tahun lalu. Penyebabnya ialah adanya risiko kenaikan tekanan di seluruh komponen inflasi.
Risiko tersebut bukan hanya disebabkan faktor kebijakan pemerintah tetapi juga terpengaruh pergerakan permintaan menjelang lebaran. Adapun kebijakan kenaikan harga BBM bersubsidi, LPG 12 kg, dan tarif tenaga listrik dinilai bakal memberi tekanan pada komponen administered price.
Bank Indonesia juga memperkirakan untuk tekanan volatile foods akan meningkat seiring dengan turunnya pasokan beberapa komoditas hortikultura, seperti cabai merah dan bawang merah.