Bisnis.com, JAKARTA—Peningkatan kebutuhan material dalam negeri seiring dengan rencana pemerintah melakukan pembangunan secara besar-besaran menjelang Masyarakat Ekonomi Asean menuntut pelaku usaha industri material dan bahan bangunan dalam negeri untuk mengantisipasi lonjakan permintaan.
Kepala Pusat Usaha dan Kelembagaan Direktorat Jenderal Bina Konstruksi Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Yaya Supriatna mengatakan kebutuhan material konstruksi yang besar menuntut strategi peningkatan kapasitas pelaku usaha dalam negeri.
Menurutnya, pemerintah mendorong pelaku usaha nasional untuk memanfaatkan momentum pembangunan saat ini untuk berinvestasi mengembangkan usaha, termasuk bila melalui kerja sama dengan mitra asing.
“Kita ingin kebutuhan dalam negeri bisa dipenuhi sendiri, tapi tentu tidak mungkin mengandalkan teknologi kita sendiri,” katanya, Rabu (3/6/2015).
Menurutnya, Kementerian PU-Pera telah menyediakan informasi tentang rantai pasok sumber daya konstruksi dan kebutuhan serta rencana pembangunan pemerintah. Pengusaha lokal diharapkan mampu membaca peluang untuk menyiapkan strategi bisnis.
Ketua Gabungan Pelaksana Konstruksi Nasional Indonesia Iskandar Hartawi mengatakan industri dalam negeri akan cukup mampu untuk menyiapkan produk berkualitas bagi kebutuhan pembangunan ke depan.
Akan tetapi, menurutnya perlu penegasan regulasi dari pemerintah untuk melindungi pengusaha dalam negeri.
“Pada prinsipnya kerja sama dengan mitra asing diharapkan mengarah pada pendirian industri di dalam negeri, aada pengusaha dalam negeri tidak saja menjadi agen distributor,” katanya.
Direktur Jenderal Pengembangan Ekspor Nasional Kementerian Perdagangan Nus Nuzulia Ishak mengatakan pemerintah medorong pengusaha nasional untuk berkembang agar tidak saja mampu memenuhi kebutuhan dalam negeri, tetapi juga meningkatkan ekspor produk material dan bahan bangunan.
Menurutnya, tren pertumbuhan tahunan ekspor material dan bahan bangunan selama ini sekitar 11,13%. Pada 2010, nilai ekspor dalam negeri menurutnya US$1,55 miliar. Pada 2014, nilai ekspor telah mencapai US$2,45 miliar.
“Arah kita adalah bagaimana menarik investasi ke Indonesia melalui pendirian industri material dan bahan bangunan. Tapi ke depan juga harus tidak saja best production untuk local market, tetapi mengarah pada peningkatan ekspor,” katanya.