Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Sentimen Yunani & Fed: Berkaca pada Pengalaman Tahun 2011

Sentimen penyelesaian utang Yunani dan kemungkinan bank sentral Amerika Serikat menaikkan suku bunga acuan (Fed Rate) terus bergaung
Papan pergerakan harga saham/JIBI-Abdullah Azzam
Papan pergerakan harga saham/JIBI-Abdullah Azzam

Bisnis.com, JAKARTA— Sentimen penyelesaian utang Yunani dan kemungkinan bank sentral Amerika Serikat menaikkan suku bunga acuan (Fed Rate) terus bergaung.

Selama jawabannya belum diperoleh, pasar terus merespons setiap kali ada kabar dari Yunani dan sinyal dari Federal Reserve.

Tentunya pasar saham, rupiah, dan obligasi menjadi sasaran dari sentimen tersebut.

Fluktuasi yang tajam sudah dirasakan, apalagi setiap kali ada rilis data ekonomi AS yang menunjang kemungkinan Fed Rate naik, terutama data tenaga kerja dan inflasi.

Apalagi, Fed akan memulai pertemuan dua harinya pada pekan ini. Tepatnya pada 16—17 Juni 2015.

Salah satu keputusan yang akan diambil dalam pertemuan tersebut adalah menentukan besaran Fed Rate, yang tidak berubah sejak tahun 2006.

Fluktuasi juga dirasakan jika setiap kali ditemukan kebuntuan negosiasi untuk penyelesaian utang Yunani.

PENGALAMAN OBLIGASI

Terkait masalah utang Yunani, pasar obligasi memiliki pengalaman saat Negeri para Dewa tersebut mengalami default pada tahun 2011.

Analis Danareksa Sekuritas Amir A Dalimunthe mengatakan saat terjadi default, pasar agak kaget dan harga obligasi turun tajam.

“Namun bisa cepat pulih,” kata Analis Danareksa Sekuritas Amir A Dalimunthe saat dihubungi hari ini, Selasa (16/6/2015).

Ketika itu, ujarnya, Bank Indonesia cepat bertindak.

“BI aktif masuk pasar untuk menahan (pelemahan obligasi),” kata Amir.

Bagaimana jika kejadian tersebut berulang, apakah BI akan melakukan hal sama?

“Belum tahu. Saat ini (BI) konsepnya ke currency. Kita tunggu statement (BI),” kata Amir.

Dia mengatakan upaya lain yang bisa dilakukan adalah dengan menjaga asing berada di pasar obligasi.

“Tentunya untuk menjaga asing, yield (jadi) tinggi,” kata Amir.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper