Bisnis.com, JAKARTA--Perusahaan teknologi asal Amerika Serikat, General Electric menjajaki pembangunan pembangkit listrik tenaga gas (PLTG) berkapasitas total hingga 1.000 mega watt dengan investasi US$400 juta.
Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Sudirman Said mengatakan rencana investasi tersebut disampaikan delegasi General Electric (GE) Global Growth and Organization dalam pertemuan dengan Presiden Joko Widodo di Istana Merdeka.
Dalam pertemuan tersebut pihak GE diwakili oleh CEO GE Indonesia Handry Satriago. Hadir pula Menteri BUMN Rini Soemarno dan Duta Besar AS untuk Indonesia Robert Blake.
"Tahap pertama nilai investasi untuk 1.000 MW US$400 juta dalam waktu satu tahun ke depan. Itu masih dihitung lagi," ujarnya di Kompleks Istana Kepresidenan, Senin (22/6).
Investasi tersebut, lanjut Sudirman, berupa pemangunan turbin gas atau PLTG yang bisa berpindah tempat alias mobile. PLTG tersebut nantinya akan ditempatkan di daerah-daerah terpencil di Indonesia.
"Teknologi GE unggul lah ya, kemudian ramah lingkungan juga," imbuhnya.
Sudirman mengatakan Presiden Jokowi menekankan perlunya pengembangan konten lokal secara maksimal seiring bergulirnya investasi asing tersebut.
Adapun implementasi penanaman modal dan pembangunan PLTG akan didahului oleh penyiapan rencana proyek (project plan) yang akan digarap GE bersama PT Perusahaan Listrik Negara (Persero).
"Pertama listrik dulu ya. Habis itu bangun training center, hub di sini, karena Indonesia merupakan market yang penting dan menarik bagi mereka," pungkasnya.