Bisnis.com, JAKARTA--Operator bus antar kota antar provinsi (AKAP) PT Eka Sari Lorena Transport Tbk. (LRNA) membuka penjualan tiket secara online demi menggenjot kinerja perseroan.
Presiden Direktur Eka Sari Lorena Transport G.T. Soerbakti mengatakan perseroan memperluas pemasaran dengan mengembangkan sistem penjualan tiket dengan metode e-Commerce. Calon penumpang bus segmen AKAP dapat memesan secara online dan membayar dengan kartu debit atau kartu kredit yang sudah berjalan pada pada beberapa jurusan/rute.
Selain itu, Perseroan telah menjalin kerja sama dengan salah satu chain mini market dalam hal pembayaran tiket yang dipesan oleh calon penumpang melalui situs Perseroan www.lorena-transport.com. Sekarang sedang dalam tahap penjajakan untuk menjadikan chain mini market tersebut menjadi agen penjualan.
“Dengan memasarkan tiket melalui “e-Commerce”, maka wilayah pemasaran Perseroan menjadi sangat tidak terbatas hanya di Indonesia saja, bahkan hingga ke luar negeri sehingga para pelancong asing pun akan dapat merancang rencana perjalanannya. Diharapkan, cara ini akan meningkatkan pangsa pasar Perseroan,” ungkapnya dalam keterangan resmi, Rabu (1/7/2015).
Direktur LRNA Dwi Rianta Soerbakti mengatakan dari sisi operasional, perusahaan mempunyai strategi meningkatkan kinerja operasional dan penambahan rute baru.
Perseroan akan meningkatkan on time performance menjadi salah satu strategi mempertahankan loyalitas penumpang. Lorena juga segera membuka rute-rute baru sebagai bagian dari rencana ekspansi Perseroan.
Rute-rute baru tersebut adalah rute jarak pendek yang oleh perseroan diistilahkan sebagai Feeder Satelit karena beroperasi mengumpan penumpang dari kota-kota satelit penyangga kota Jakarta.
LRNA telah memiliki izin prinsip untuk rute-rute baru Feeder Satelit dari Kementerian Perhubungan. Diantaranya, Bogor – Kampung Rambutan, Bogor – Kalideres, Bogor – Ciputat - Tangerang Selatan, Bogor – Bandung dan Bogor – Cirebon.
Terkait kinerja keuangan, dia mengatakan pertumbuhan perekonomian Indonesia yang dirilis Bank Indonesia 2014 sebesar 5,02% yang melambat jika dibandingkan 5,8% tahun 2013 secara langsung berdampak signifikan kepada pertumbuhan industri transportasi, termasuk perseroan.
Hal ini terlihat jelas pada kinerja Perseroan tahun lalu, dimana terjadi penurunan pendapatan usaha sebesar 8% dari Rp154,314 miliar menjadi Rp141,974 miliar pada 2014.
“Terjadi penurunan Laba Bersih Komprehensif yang sangat signifikan sebesar 67% dari Rp6,548 miliar tahun 2013 menjadi Rp2,159 miliar tahun 2014,” tuturnya.
Penurunan pendapatan usaha sebesar 8% dari sebesar Rp154,314 miliar menjadi sebesar Rp141,974 miliar atau hanya 71% dari target. Kontribusi penurunan terbesar adalah pada segmen Busway Transjakarta Koridor V dan Koridor VII yaitu 29,28% dari Rp32,17 miliar menjadi Rp22,74 miliar.
Sementara segmen AKAP menurun 9,76% dari Rp122 miliar menjadi Rp119 miliar tahun 2014. Terjadi kenaikan sebesar 50% pada Jumlah aset Perseroan untuk tahun buku 2014 yaitu Rp358,845 miliar dibandingkan Rp239,668 miliar.
Peningkatan Jumlah Aset ini terutama dikontribusi secara signifikan oleh penambahan Aset Tidak Lancar berupa aset tetap sekitar 50 unit bus Mercedes-Benz untuk dioperasikan pada segmen AKAP sebagai realisasi penggunaan dana hasil Penawaran Umum Perdana Saham (IPO) bulan 2014.
Demikian halnya dengan Jumlah Ekuitas Perseroan 2014 yang meningkat sangat signifikan yaitu 89% menjadi Rp273,591 miliar dari Rp144,571 miliar yang dikontribusikan oleh penambahan Modal Ditempatkan dan Disetor Penuh sebesar Rp75 miliar atau 75% menjadi Rp175 miliar dibandingkan Rp100 miliar dan Tambahan Modal Disetor sebesar Rp51,861 miliar.