Bisnis.com, TANGERANG—Kementerian Pertanian (Kementan) menginginkan pelaku industri perunggasan terus memperlebar pangsa ekspor khususnya di Asia dan secara spesifik Asia Tenggara.
Direktur Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan (Dirjen PKH) Kementan Muladno berpendapat sebetulnya semua negara bisa dikatakan potensial dijadikan target ekspor. “Semua tergantung komunikasi yang dijalin,” katanya, di Tangerang, Selasa (6/10/2015).
Namun secara spesifik dia menekankan bahwa kawasan Asia Tenggara seharusnya bisa digarap lebih dalam. Selain Myanmar ada beberapa negara yang bisa dijajaki lagi, sebut saja Laos, Kamboja, dan Vietnam.
Perluasan pasar ekspor penting guna mengatasi kelebihan produksi di dalam negeri. Ketimbang harus memusnahkan ayam lebih baik dijual ke negara lain dan menghasilkan pundi-pundi rupiah bagi pemerintah maupun pengusaha.
“Potensi produksi ayam kita 64 juta per minggu, ini sangat kelebihan. Mari rencanakan bisnis sebaik-baiknya, berapa kebutuhan dan produksi,” ucap Muladno.
Sementara itu PT Japfa Comfeed Indonesia Tbk. mengaku setelah Myanmar memang tengah dilakukan penjajakan ekspor ke negara lain. Perseroan baru memulai ekspor telur tetas induk ayam ke Myanmar 348.905 butir sampai akhir tahun ini.
“Tapi belum mau sebutkan sekarang karena belum jadi,” kata Executive Vice President Head of Feed Division Japfa A. Harwanto. Dia hanya memastikan lokasinya tetap di kawasan Asia.
Menurutnya ekspor ke Asia tetap lebih menggiurkan daripada ke benua lain, semisal Eropa. Pertimbangannya adalah jarak yang berpengaruh kepada biaya transportasi. Semakin jauh otomatis ongkosnya lebih mahal sedangkan perusahaan harus bersaing dengan pemasok lain yang lebih dekat.