Bisnis.com, TANGERANG—Kementerian Pertanian akan memantau respon pasar setelah pemusnahan dua juta ekor ayam sebelum menginjak ke tahap pengafkiran selanjutnya.
Perusahaan pembibitan unggas sebelumnya sempat mengutarakan komitmen untuk memusnahkan dua juta induk anak ayam atau parent stock (PS). Tindakan ini dilakukan guna mengendalikan kelebihan produksi indukan.
Dirjen Peternakan dan Kesehatan Hewan (PKH) Kementan Muladno mengatakan jumlah tersebut merupakan periode awal dari sekitar enam juta ekor yang hendak dimusnahkan atau diafkir. “Dua juta dulu lalu kita lihat setelah dipangkas pasar akan seperti apa,” ucapnya kepada Bisnis, Rabu (7/10/2015).
Pengafkiran dapat dilakukan dengan memusnahkah atau menyembelih dini. Tindakan ini dinilai Kementerian Pertanian (Kementan) bisa memberikan efek positif karena akan mengurangi kelebihan suplai ayam.
Manakala kelebihan pasokan dapat diatasi maka harga ayam potong diharapkan bisa terkerek. Sekitar setahun terakhir nilainya semakin tertekan sampai ke bawah Harga Pokok Pembelian yang dipatok pemerintah sebesar Rp17.500.
Kondisi itu menyebabkan banyak peternak ayam bangkrut lantaran harga ayam potong tidak ekonomis. Mereka tidak mampu bersaing dengan harga yang ada di lapangan. Pada akhirnya gulung tikar dan bisnisnya mati.
Oleh karena itu Kementan akan memberikan jeda waktu selepas pemusnahan dua juta ekor. Apabila harga di pasar tergerak turun maka dianggap cukup. Tapi sebaliknya, jika tidak ada perubahan maka akan dilakukan pemusnahan tahap selanjutnya.
“Setelah dipangkas dua juta ayam hidup ini seperti apa respon pasar. Kalau di pasar harga ayam di kandang masih sulit maka akan kami pangkas lagi,” ucap Muladno.