Bisnis.com, JAKARTA—Sejumlah perusahaan pemasok Asia Pulp & Paper diperkirakan gagal memenuhi target produksi akibat terbakarnya ribuan lahan akasia siap panen di Ogan Komering Ilir, Sumatra Selatan.
Kepala Bagian Bidang Hubungan Eksternal PT Bumi Andalas Permai Iwan Setiawan mengatakan meski angka kerugian belum dihitung secara pasti, secara kasat mata dapat terlihat karena hampir 90% lahan yang dimiliki telah terbakar.
“PT BAP memiliki luas lahan akasia mencapai 192.000 hektare, dan hampir 90% terbakar pada kebakaran hutan dan lahan tahun ini. Saat ini belum bisa dipastikan berapa nilainya, karena tanah masih ada bara apinya dan belum bisa diinjak,” kata Iwan.
Menurutnya, sejak awal PT BAP beserta lima perusahaan lainnya yakni PT Bumi Mekar Hijau, PT Sebangun Bumi Andalas, dan tiga lagi di Musi Banyuasin yakni PT Rimba Hutani Emas, PT Bumi Persada Permai, dan PT Tripupa Jaya diproyeksikan untuk memenuhi permintaan OKI Pulp and Paper di Ogan Komering Ilir.
Perusahaan OKI Pulp and Paper ini ditargetkan mulai beroperasi pada April 2016 dengan mengharapkan suplai sebanyak 3 juta ton pulp, kemudian menjadi 6 juta ton pulp pada tiga bulan berikutnya dari lima perusahaan tersebut.
Namun, kebakaran lahan yang masuk areal konsesi sejak 9 September lalu telah menghanguskan ribuan hektare lahan akasia siap panen.
Sementara itu, dalam satu hektare saja bisa menghasilkan 200 kubik akasia, padahal 1 ton pulp membutuhkan sektiar 4 ton kayu akasia.
“Kontribusi PT BAP sendiri diharapkan 40% dari kebutuhan OKI Pulp & Paper. Dengan kondisi ini, sudah jelas akan sulit tercapai,” kata dia.
Menurutnya, bukan hanya produksi yang terancam gagal tercapai tapi juga munculnya ancaman pemutusan hubungan kerja (PHK).
PT BAP tercatat memiliki tenaga kerja berjumlah sekitar 700 orang yang sebelumnya diproyeksikan untuk tahapan penanaman, pemeliharaan, dan pemanenan.
“Jika sudah terbakar begini, apa yang harus dipanen. Sementara itu, dalam bisnis perkebunan akasia ini, tenaga kerja untuk pemanenan yang banyak dibutuhkan,” kata dia.
Api kebakaran hutan dan lahan di kawasan Air Sugihan, Kabupaten Ogan Komering Ilir, Sumatra Selatan bermula dari luar konsesi perusahaan pemasok Asia Pulp & Paper, PT Bumi Andalas Permai.