Bisnis.com, JAKARTA--Maskapai Citilink Indonesia terpaksa membatalkan 24 penerbangan dari dan ke Denpasar pada Rabu (04/11), menyusul pemberitahuan otoritas bandara yang menutup Bandara Ngurah Rai Bali dan Bandara Selaparang.
“Saat ini sebaran abu vulkanik sebagai dampak erupsi Gunung Barujari, anak Gunung Rinjani di Nusa Tenggara Barat, kian meluas dan dapat membahayakan keselamatan penerbangan,” kata President & CEO Citilink Indonesia Albert Burhan di Jakarta, Rabu (4/11).
Sebanyak 24 penerbangan domestik Citilink dari dan menuju Bali pulang pergi berasal dari Soekarno-Hatta, Cengkareng (empat kali PP), Halim Perdanakusuma (dua kali PP), Bandung (satu kali PP), Surabaya (empat kali PP), dan Balikpapan (satu kali PP).
Albert menambahkan Citilink masih terus memantau perkembangan situasi di lapangan. Manajemen dan tim tanggap bencana Citilink juga akan berkoordinasi dan terus-menerus mengevaluasi kondisinya.
“Para penumpang dapat menghubungi Call Center Citilink di nomor telepon 0804-1-080808 atau Customer Service di bandara setempat dan akan dilayani untuk reschedule,” tuturnya.
Sampai saat ini status Gunung Barujari yang merupakan anak Gunung Rinjani masih Waspada (level II). Status ini diberlakukan sejak 25 Oktober 2015.
Berdasarkan citra Satelit Terra, sebaran abu vulkanik menutupi Selat Lombok, sebagian wilayah Bali, Selat Bali hingga Banyuwangi.
Pihak BMKG meminta agar tidak ada aktivitas masyarakat atau pengunjung dalam radius tiga kilometer dari kaldera Rinjani.
Erupsi Rinjani: Citilink Batalkan 24 Penerbangan ke Bali Hari Ini
Maskapai Citilink Indonesia terpaksa membatalkan 24 penerbangan dari dan ke Denpasar pada Rabu (04/11), menyusul pemberitahuan otoritas bandara yang menutup Bandara Ngurah Rai Bali dan Bandara Selaparang.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel
Penulis : Ringkang Gumiwang
Editor : Rustam Agus
Konten Premium
Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.
1 jam yang lalu